Indonesiainside.id, Jakarta – Ribuan karyawan taksi mengalami pemotongan gaji hingga 50 persen. Pandemi Covid-19 juga membuat perusahaan menghentikan opersional sebagian maupun secara total.
PT Blue Bird Tbk (BIRD) melaporkan, sebanyak 3.312 tak bisa menikmati gaji utuh selama masa krisis ini. Meski demikian, Blue Bird menyatakan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Corporate Secretary PT Blue Bird, Jusuf Salman mengatakan, perseroan telah menutup sementara layanan JAC (Jabodetabek Airport Connextion) dan Big Bird Shuttle Jakarta Bandung. Adapun kontribusi pendapatan dari operasional yang terhenti itu diperkirakan sekitar 25 persen terhadap total pendapatan tahun 2019.
Perseroan memperkirakan penurunan total pendapatan untuk periode 31 Maret 2020 sampai 30 April 2020 sebesar 25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dampak laba bersih pada periode itu sebesar 75 persen.
Agar bisnis tetap berjalan, Jusuf menjelaskan, perseroan mengadakan kesepakatan dengan para kreditur untuk memperoleh relaksasi dalam pembayaran pokok hutang . Menciptakan peluang bisnis baru selain bisnis yang sudah ada.
“Efisiensi di berbagai lini operasi Perseroan,” katanya dalam laporan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Jumat (29/5).
PT Express Transindo Utama (TAXI) menghentikan operasional secara total akibat pandemi. Jangka waktu penghentian diperkirakan sampai tiga bulan.
Corporate Secretary PT Express Transindo Utama, Megawati Affan menguraikan, perseroan melakukan pembatasan operasional pada taksi reguler dan taksi premium di Jadetabek maupun luar kota. Kedua, pembatasan operasional pada layanan penyewaan kendaraan dan layanan limusin di Jakarta dan Bali.
“Penghentian operasional pada layanan penyewaan bus di Jadetabek. Penghentian dan/atau pembatasan operasional di atas terutama disebabkan oleh penurunan permintaan atas layanan transportasi umum dan juga adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” katanya dalam dokumen laporan keterbukaan informasi BEI.
Kondisi ini berdampak pada 390 karyawan yang mendapat pemangkasan gaji. Perseroan memperkirakan penurunan laba bersih 25 persen sampai 50 persen pada 31 Maret 2020 sampai 30 April 2020. (Aza)