Indonesiainside.id, Jakarta – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia akan semakin baik. Namun, ini bisa memicu masalah baru di sektor ketenagakerjaan.
Dia mengatakan, pemerintah harus mewaspadai konflik sosial akibat pengangguran berpendidikan tinggi. Sebab, saat ini banyak industri membutuhkan tenaga kerja tapi sedikit sekali yang memenuhi kualifikasi.
“Saya takutnya ke depannya angkatan kerja kita akan makin banyak yang pendidikannya bagus. Kalau tidak mendapat kerja ini yang bahaya,” ujarnya dalam sebuah webinar, Jumat (12/6).
Mengapa begitu? sebab mereka yang berpendidikan sangat mudah mendapat akses informasi. Selama ini, konflik sosial akibat pengangguran belum terjadi karena angkatan kerja di Indonesia masih didominasi mereka yang berpendidikan rendah.
“Jadi ini juga mungkin akan berbeda pengangguran di masa sekarang dengan 5 sampai 10 tahun ke depan, penganggurannya sudah banyak yang terdidik. Bukan hanya SMA mungkin sudah perguruan tinggi. Jadi ini perlu diwaspadai,” tuturnya.
Salah satu solusinya, dia berharap pelatihan pada program Kartu Prakerja bisa sesuai dengan kebutuhan industri. Saat ini, pemerintah membebaskan pelatihan apa saja yang bisa diikuti masyarakat dalam program itu.
“Kalau inisiatifnya tergantung publik, nanti orang punya sertifikat tapi tetap enggak bisa kerja. Akhirnya tidak terjadi link and match,” paparnya. (SD)