Indonesiainside.id, Jakarta – Mantan menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti mengaku sudah habis-habisan mempertahankan bisnis penerbangannya di tengah pandemi Covid-19. Segala strategi telah dijalankan, tapi ia masih pesimistis dengan keadaan.
“Apapun starteginya its can’t make the numbers atau make situation better,” ujar dia dalam bincang-bincang di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (12/6).
Pemilik maskapai Susi Air ini mengungkapkan telah merumahkan banyak karyawan dan menutup cabang-cabang usahanya demi efisiensi. Susi mengaku bahwa bisnisnya terancam defisit dan terpaksa menjual aset yang bisa diuangkan.
“Tapi kalau tidak kembali akhirnya harus shut down, give up atau dalam undang-undang kepailitan ya kita harus menyatakan pailit. Defisit kita jual aset yang mampu kita jual, tapi kan tidak mudah jual pada saat seperti ini. Jadi ya, its very uncertain,” imbuhnya.
“Economically we just stay to probably shut down. Saya tidak tahu recovery apakah akan membantu. Kita sekarang mulai cari skenario baru, usaha lain atau apa,” paparnya lagi.
Susi berharap pemerintah memberikan panduan usaha yang jelas di tengah krisis Covid-19, termasuk relaksasi kewajiban pembayaran dan pajak. Dia mengatakan, saat ini pembayaran kewajiban tetap berjalan seperti biasa, padahal pemasukan perusahaan tidak ada.
“Semua seperti biasa. semua sektor pembayaran cost pemerintah sampai hari ini tidak ada (relaksasi). Perpanjangan apapun, surat-surat, izin pilot, izin kerja, pajak PNPB (pendapatan negara bukan pajak). Kita dua bulan sama sekali tidak terbang,” tuturnya. (SD)