Indonesiainside.id, Jakarta – Data Kementerian Keuangan Indonesia dalam APBN 2020 menyatakan belanja negara hingga Mei sebesar Rp843,9 triliun yang terkontraksi 1,4 persen dari realisasi belanja pada periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan realisasi belanja tersebut mencapai 32,3 persen dari target Rp2.613,8 triliun berdasarkan Perpres nomor 54 tahun 2020.
Menurut dia, belanja negara terkontraksi karena adanya refocusing anggaran serta belanja dijaga untuk keperluan yang prioritas seperti bantuan sosial dan kesehatan untuk menanggulangi dampak Covid-19.
“Belanja pemerintah pusat hingga Mei sebesar Rp537,3 triliun atau 29 persen dari target dan tumbuh 1,2 persen dari tahun lalu,” ujar Menteri Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Selasa.
Dia merinci belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian/lembaga yang sebesar Rp270,4 triliun atau 32,3 persen dari target dan terkontraksi 6,2 persen dari tahun lalu, serta belanja non-kementerian/lembaga sebesar Rp267 triliun atau 26,3 persen dari target dan tumbuh 10,1 persen dari tahun lalu.
“Kontraksi belanja kementerian/lembaga ini sesuai yang diinginkan karena belanja non-esensial di luar bansos diefisiensikan dan difokuskan untuk bantuan ke masyarakat,” ungkap Menteri Sri Mulyani.
Dia menjabarkan belanja kementerian/lembaga terdiri dari belanja pegawai yang mencapai Rp95,4 triliun atau 36,7 persen dari target dan terkontraksi 4,2 persen dari tahun lalu.
Kemudian belanja barang juga terkontraksi 30,3 persen dari tahun lalu dengan jumlah menjadi Rp69,2 triliun atau 24,3 persen dari target.
Selanjutnya, pada belanja modal juga dikendalikan melalui revisi penganggaran dari tahun tunggal (single year) menjadi tahun jamak (multi years) sehingga belanja modal juga terkontraksi 7,3 persen dari tahun lalu menjadi Rp26,9 triliun atau 16,1 persen dari target.
“Belanja bantuan sosial tumbuh positif 30,7 persen dari tahun lalu dalam komponen belanja kementerian/lembaga sebagai stimulus bantuan dampak Covid-19,” jelas Menteri Sri Mulyani.
Dia mengatakan belanja bantuan sosial hingga Mei mencapai Rp78,9 triliun atau 63,1 persen dari target.
Lalu, pada komponen belanja non-kementerian/lembaga terdiri dari pembayaran bunga utang yang sebesar Rp145,7 triliun atau 43,5 persen dari target dan tumbuh 14,7 persen dari tahun lalu.
Pada komponen ini juga terdapat belanja subsidi sebesar Rp48,9 triliun atau 31,1 persen dari target dan terkontraksi 3,4 persen dari tahun lalu.
Menteri Sri Mulyani menambahkan belanja negara juga terdiri dari transfer ke daerah dan dana desa dengan jumlah Rp306,6 triliun atau 40,2 persen dari target dan terkontraksi 5,7 persen dari tahun lalu. (Aza/Ant)