Indonesiainside.id, Jakarta-– Dampak virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia mulai terlihat dari kinerja penerimaan pajak. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, penerimaan pajak hingga bulan Mei terkontraksi atau turun 10,8 persen dari periode yang sama pada Mei tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dari sisi porsinya terhadap target penerimaan, penerimaan pajak hingga akhir Mei sebesar Rp444,6 triliun atau 35,4 persen dari target dalam Perpres nomor 54 tahun 2020 yang sebesar Rp1.254,1 triliun.
“Hampir seluruh jenis pajak utama mengalami kontraksi pada Januari-Mei karena kontraksi penerimaan pajak pada bulan Mei cukup dalam,” ujar dia dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/6).
Pada bulan Mei, penerimaan pajak sebesar Rp67,89 triliun atau tumbuh negatif 38,19 persen dari bulan Mei tahun lalu yang mencapai Rp109,83 triliun, dan secara bruto penerimaan pajak pada Mei tumbuh negatif 32,7 persen. Anjloknya penerimaan pajak pada bulan Mei sebagai dampak dari perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19 serta pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Dia mengatakan penerimaan pajak selama Januari-Mei berasal dari PPh Migas hingga bulan Mei baru sebesar Rp17 triliun atau 38,8 persen dari target dan terkontraksi cukup dalam 35,6 persen dari tahun lalu.
“Sementara itu, penerimaan pajak nonmigas juga baru sebesar Rp427,6 triliun atau 35,3 persen dari target serta terkontraksi 9,4 persen dari tahun lalu,” jelas Menteri Sri Mulyani.
Dia menjelaskan rincian dari penerimaan pajak nonmigas antara lain terdiri dari PPh nonmigas yang sebesar Rp264,8 triliun atau 40,2 persen dari target serta terkontraksi 10,4 persen dari tahun lalu. Kemudian penerimaan PPN hingga Mei sebesar Rp160 triliun yang mencakup 30,2 persen dari target dalam perubahan APBN 2020. Angka penerimaan ini terkontraksi 8 persen dari tahun lalu.
Selanjutnya, penerimaan pajak bumi dan bangunan sebesar Rp0,4 triliun atau 3,2 persen dari target dan tumbuh 16,8 persen dari tahun lalu, serta pajak lainnya sebesar Rp2,3 triliun atau 30,3 persen dari target dan terkontraksi 6,4 persen dari tahun lalu. (AA/NE)