Indonesiainside.id, Jakarta – Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis (30/7), mengumumkan pembuatan koridor khusus untuk memudahkan perjalanan bisnis dan diplomatik terlaksana, sebagai bagian dari sebuah kesepakatan investasi terbesar dalam sejarah perdagangan Indonesia.
Kesepakatan itu dicapai oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan mitranya dari Emirat, Abdullah bin Zayed Al-Nahyan, pada Rabu (29/7) malam.
Selama kunjungan ke Abu Dhabi pada Januari laly, Presiden Indonesia Joko Widodo menyepakati investasi di sektor energi, infrastruktur, dan pertanian senilai $22,9 miliar atau sekitar Rp320 triliun dalam apa yang secara resmi digambarkan sebagai kesepakatan perdagangan terbesar dalam sejarah Indonesia.
“Pengaturan koridor perjalanan yang aman antara Indonesia dan UEA sekarang berlaku,” kata Menteri Retno saat konferensi pers virtual. Menteri menambahkan bahwa perjalanan akan diizinkan untuk pelaku bisnis penting, pejabat pemerintah, dan diplomat, sesuai dengan protokol kesehatan pra-keberangkatan dan pasca kedatangan yang ketat untuk mencegah penyebaran penyakit virus corona.
Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdullah Salem Obeid Al-Dhaheri, yang juga menghadiri konferensi pers itu, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia dan UEA merasakan prioritas mendesak untuk menyediakan jalan untuk kerja sama, meskipun ada pandemi Covid-19. “Dalam hal ini, kedua negara sepakat untuk membentuk perjanjian bilateral sementara untuk memfasilitasi pelonggaran perjalanan untuk bisnis, ekonomi, serta tujuan diplomatik dan resmi,” katanya.
Al-Dhaheri menunjukkan bahwa pengaturan tersebut tidak akan melanggar protokol kesehatan masyarakat dan karantina wajib yang terkait dengan situasi Covid-19 di kedua negara. Dia mencatat bahwa melalui penilaian rutin dan konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait, koridor perjalanan nantinya dapat diperluas untuk mencakup wisatawan.
Achmad Rizal Purnama, Direktur Urusan Timur Tengah di Kementerian Luar Negeri Indonesia, mengatakan bahwa pengaturan koridor perjalanan, yang pertama untuk kedua negara, mencerminkan meningkatnya kepercayaan yang dikembangkan antara kedua negara setelah perjalanan presiden Jokow ke Abu Dhabi dan kunjungan Putra Mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan ke Indonesia pada Juli 2019.
“Perjanjian itu akan membebaskan para pengunjung dari karantina wajib dua minggu, tetapi mereka diharuskan untuk mendapatkan hasil negatif dari tes reaksi rantai polimerase (PCR) untuk Covid-19 yang diambil dalam 72 jam sebelum keberangkatan,” kata Purnama kepada Arab News. “Pengaturannya adalah memastikan bahwa para pengunjung dalam keadaan sehat. Kami tidak ingin pandemi ini menghambat kami dalam menindaklanjuti berbagai perjanjian yang dicapai selama kunjungan Januari, dan membiarkan proyek-proyek terhenti, yang kami harap akan memacu upaya pemulihan ekonomi kami.”
UAE berkomitmen untuk menginvestasikan $6,8 miliar atau sekitar Rp95 triliun dari total paket belanja yang disepakati, utnuk sektor energi, logistik, pembangunan pelabuhan, pertambangan, dan pertanian Indonesia.
Delegasi presiden Jokowi juga mendapatkan komitmen negara Teluk itu untuk membantu dalam membentuk dana kekayaan negara Indonesia, di mana UEA, Perusahaan Pembiayaan Pembangunan Internasional AS, dan SoftBank Jepang akan menyuntikkan dana.
Dana tersebut akan digunakan sebagian untuk membiayai relokasi ibukota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur, yang diperkirakan akan menelan biaya $33 miliar atau sekitar Rp462 triliun, yang mana pemerintah Indonesia diketahui hanya mampu mencapai 19 persen dari anggaran tersebut. (Msh)