Indonesiainside.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia secara bulanan pada bulan Juli tumbuh 14,33 persen menjadi USD13,73 miliar dibandingkan pada bulan Juni, yaitu USD12,01 miliar. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan bahwa walaupun secara bulanan tumbuh, namun bila dibandingkan dengan Juli tahun lalu masih turun 9,9 persen dari nilai USD15,24 miliar.
“Ekspor mulai bergerak positif secara bulanan, walaupun belum kembali normal secara tahunan yang masih turun karena butuh waktu untuk recovery,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/8). Dia memaparkan, secara bulanan ada peningkatan ekspor migas sebesar 23,77 persen dari USD0,57 miliar menjadi USD0,70 miliar akibat dari peningkatan harga migas dan volume ekspornya.
“Selama Juni ke Juli ada perkembangan harga ICP yang naik dari USD36,68 per barel menjadi USD40,64 per barel atau naik 10,8 persen secara bulanan walaupun secara tahunan masih turun 33,72 persen,” paparnya. Lalu, ekspor nonmigas pada Juli meningkat 13,86 persen secara bulanan dari USD11,44 miliar menjadi USD13,03 miliar karena peningkatan harga beberapa komoditas seperti minyak kelapa sawit sebesar 6,53 persen secara bulanan dan 27,63 persen secara tahunan.
Kemudian, harga karet juga meningkat 5,92 persen secara bulanan, namun turun 11,05 persen secara tahunan, serta harga emas naik 6,6 persen secara bulanan dan 30,69 persen secara tahunan. Suhariyanto menuturkan, ada juga beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga mempengaruhi kinerja ekspor seperti batu bara yang turun 1,24 persen secara bulanan dan turun 28,47 persen secara tahunan.
Ia mengungkapkan, secara tren mulai terjadi pemulihan ekspor secara bulanan walaupun secara tahunan masih merosot. Pada Maret lalu, lanjut Suhariyanto, ekspor Indonesia sebesar USD14,07 miliar, kemudian merosot tajam pada April menjadi USD12,16 miliar serta Mei menjadi hanya USD10,45 miliar.
“Pada Juni dan Juli ekspor mulai membaik, menjadi USD12,01 miliar dan USD13,73 miliar,” tuturnya. Ia berharap, bulan-bulan berikutnya ekspor terus mengalami peningkatan dan menunjukkan tren pembaikan seperti yang sudah terjadi saat ini. (RAM/AA)