Indonesiainside.id, New York – Kasus Covid-19 masih terus melonjak secara global. Sementara minyak turun tipis pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Sementara pasokan minyak akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang setelah sehari sebelumnya mencatat membukukan kenaikan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan November turun dua sen, menjadi ditutup pada 41,92 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) menyusut enam sen, menjadi menetap pada 40,25 dolar AS per barel.
Untuk minggu ini, minyak mentah WTI merosot 2,6 persen berdasarkan kontrak bulan depan, sementara patokan global Brent tergelincir hampir 2,9 persen.
“Ada gelombang ketakutan kedua yang menjangkiti pasar minyak pada saat ini dan itu menahan kami,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Di konsumen minyak utama dunia, Amerika Serikat, infeksi meningkat di Midwest, sementara New York City, yang terpukul paling parah pada musim semi, sedang mempertimbangkan penutupan terbaru. Lebih dari 200.000 orang telah meninggal karena virus di negara itu.
Konsumsi bahan bakar AS tetap lesu karena pandemi membatasi perjalanan dan menghambat pemulihan ekonomi. Rata-rata permintaan bensin selama empat minggu minggu lalu berada sembilan persen di bawah tahun sebelumnya.
Di bagian lain dunia, peningkatan infeksi virus corona setiap hari mencapai rekor dan pembatasan baru diberlakukan untuk membatasi perjalanan.
Di India, produksi penyulingan minyak mentah pada Agustus turun 26 persen dari tahun lalu, sebagian besar dalam empat bulan, karena penurunan permintaan akibat pandemi menghambat aktivitas industri dan transportasi.
Pada saat yang sama, lebih banyak minyak mentah yang memasuki pasar global mengancam pasokan dan mendorong harga turun. Jumlah rig minyak dan gas AS naik enam rig menjadi 261 rig dalam seminggu hingga 25 September, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. (Aza)