Indonesiainside.id, Jakarta – Pemerintah menyatakan defisit anggaran pada APBN 2020 hingga akhir September mencapai 4,16 persen dan semakin mendekati target defisit fiskal tahun ini sebesar 6,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan secara nominal defisit anggaran sebesar Rp682,1 triliun, dari target Rp1.039,2 triliun. “Keseimbangan primer hingga akhir September mengalami defisit Rp447,3 triliun dari target Rp700,4 triliun,” lanjut Menteri Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Senin (19/10).
Dia menjelaskan defisit fiskal tersebut berasal dari penerimaan negara yang hanya Rp1.159 triliun atau terkontraksi 13,7 persen dari tahun lalu. Penerimaan negara tersebut mencapai 68,2 persen dari target Rp1.699,9 triliun.
Menteri Sri Mulyani mengatakan hampir seluruh jenis pajak utama mengalami tekanan pada Januari-September karena tekanan ekonomi pandemi Covid-19. Selain itu ada pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, kecuali PPh orang pribadi yang masih mampu tumbuh positif 1,97 persen.
“PPh Migas mengalami kontraksi paling dalam sebesar 45,3 persen dari tahun lalu dengan total penerimaan sebesar Rp23,6 triliun,” imbuh Menteri Sri Mulyani.
Sementara itu, belanja negara hingga akhir September tumbuh 15,5 persen sebagai upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi mendekati nol persen, terutama penyaluran bantuan sosial.
“Total realisasi belanja negara hingga akhir September mencapai Rp1.841,1 triliun atau 67,2 persen dari target Rp2.739,2 triliun,” kata Sri Mulyani. (Aza/AA)