Indonesiainside.id, Jakarta – Hampir satu dari tujuh toko jaringan retail di New York City yang diakui secara nasional menutup operasional mereka pada 2020 saat pandemi COVID-19 melanda Amerika Serikat dan membuat para konsumen bergegas mencari perlindungan, menurut laporan industri terbaru.
Rekor tertinggi 1.057 toko jaringan retail termasuk 70 gerai Duane Reade, 49 gerai Starbucks, dan 22 gerai Papyrus, mengakhiri operasional bisnis mereka dalam 12 bulan terakhir, ungkap laporan tahunan Center for an Urban Future berjudul “State of The Chains” yang dirilis pekan ini.
Penurunan 13,3 persen tersebut memecahkan semua rekor sebelumnya yang dilaporkan oleh lembaga nirlaba itu sejak mulai melacak data tersebut 13 tahun yang lalu. Tahun lalu, hanya 3,7 persen dari semua toko jaringan retail menutup operasional mereka, naik dari 0,3 persen pada 2018.
Sebuah pemberitahuan terlihat di pintu pusat kebugaran yang tutup di lingkungan Midwood, sebuah area penyebaran COVID-19, di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 8 Oktober 2020. (Xinhua/Michael Nagle)
“Jika jumlah toko jaringan retail nasional terus berkurang seperti ini, saya bisa bayangkan situasinya dua kali lebih buruk bagi toko-toko retail kecil yang tidak memiliki kemampuan sama dalam menghadapi situasi ini atau mendapatkan akses pembiayaan,” ujar Jonathan Bowles, direktur eksekutif lembaga itu, seperti dikutip oleh New York Post.
Di antara lima wilayah di New York City, Manhattan mengalami jumlah penurunan terbanyak dengan penutupan 520 toko jaringan retail, hampir separuh dari total penutupan di kota tersebut, akibat ketergantungan wilayah itu terhadap para pekeja kantoran, wisatawan, dan penduduk kaya yang meninggalkan rumah-rumah mereka di luar kota tersebut, sebut laporan tersebut.
Di antara sektor yang terdampak paling parah antara lain toko roti isi (sandwich) yang menyediakan jasa katering bagi pekerja kantoran, yang banyak di antaranya bekerja dari rumah sejak Maret, menurut laporan itu.
Selain itu, sekitar 40 jaringan retail justru menambah lokasi gerainya, dipimpin oleh ayam goreng cepat saji Popeyes dengan tambahan 11 restoran baru.
Bowles meyakini ada kemungkinan sebagian besar penurunan di sektor makanan itu hanya bersifat sementara, dengan asumsi para pegawai akan kembali bekerja dari kantor mereka saat pandemi mereda.(EP/Ant)