Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan potensi aset wakaf berupa benda bergerak dan tidak bergerak serta wakaf uang di Indonesia sangat besar. Potensi aset wakaf per tahunnya di Indonesia mencapai Rp2.000 triliun dan wakaf uang mencapai Rp188 triliun.
Karena itu, Jokowi meminta menterinya untuk memperluas kembali cakupan pemanfaatan wakaf yang tidak lagi terbatas untuk tujuan ibadah melainkan dikembangkan untuk sosial ekonomi yang memberikan dampak signifikan bagi pengurangan kemiskinan dan ketimpangan sosial.
“Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, sudah saatnya kita memberikan contoh, praktik pengelolaan wakaf yang transparan, yang profesional,” kata Jokowi saat memberikan pengantar pada Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Peresmian Brand Ekonomi Syariah, Senin.
Dia mengatakan garakan ini menjadi penting tidak hanya meningkatkan kepedulian, literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah, tetapi sebagai upaya memperkuat rasa kepedulian dan solidaritas untuk mengatasi ketimpangan.
Ekonomi syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan “Pengembangan ekonomi syariah tidak hanya dijalankan oleh negara dengan mayoritas penduduk Muslim, tetapi juga negara-negara lain seperti Jepang, Thailand, Inggris, Amerika Serikat juga mengembangkannya,” jelas Jokowi.
Dia pun meminta agar peluang tersebut dijadikan percepatan dan mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Namun dia mengakui masih ada sejumlah pekerjaan rumah di antaranya indeks literasi ekonomi syariah Indonesia masih rendah yakni mencapai 16,2 persen.
“Ini masih rendah. Masih banyak ruang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, masih banyak peluang untuk dapat dioptimalkan. Kita juga harus terus menata rantai nilai halal pada sektor riil yang mendukung UMKM, termasuk pengembangan ekonomi kreatif,” kata Jokowi. (Aza/AA)