Indonesiainside.id, Banda Aceh–Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyatakan provinsi paling barat Indonesia itu mengalami deflasi 0,65 persen pada Februari 2021, dan penyumbang terbesar berupa komoditas ikan tongkol atau ikan ambu-ambu sebesar 0,24 persen. Penyumbang komoditas lain adalah ikan kembun.
“Beberapa komoditas yang memiliki sumbangan dominan terhadap deflasi antara lain ikan tongkol atau ikan ambu-ambu sebesar 0,24 persen, dan ikan kembung sebesar 0,13 persen,” kata Kepala BPS Aceh Ihsanurrijal di Banda Aceh, Senin (1/3).
Kemudian, dia melanjutkan, ikan dencis dan cabai merah masing-masing yang menyumbang deflasi sebesar 0,10 persen, telur ayam ras sebesar 0,06 persen serta emas perhiasan 0,05 persen.
Dia menjelaskan perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2021 secara umum menunjukkan penurunan, sehingga Aceh deflasi sebesar 0,65 persen atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 107,38 pada Januari menjadi 106,68 pada Februari 2021.
Kata dia, deflasi yang terjadi di Aceh merupakan agregat dari hasil gabungan tiga kota yakni Meulaboh, Aceh Barat yang mengalami deflasi 0,95 persen, Kota Banda Aceh deflasi 0,56 persen dan Kota Lhokseumawe deflasi 0,70 persen.
“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga kelompok pengeluaran seperti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,19 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,31 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,79 persen,” katanya.
Pada Februari 2021, kata dia, dari 11 kelompok pengeluaran, tiga kelompok di antaranya memberikan sumbangan deflasi, empat kelompok memberikan sumbangan inflasi, dan empat kelompok lainnya tidak memberikan sumbangan apapun.
Sementara untuk komoditas yang paling dominan menyumbang inflasi seperti udang basah sebesar 0,05 persen, tukang bukan mandor 0,04 persen, rokok kretek filter 0,03 persen, sepeda motor sebesar 0,02 persen, katanya lagi.
Selain itu, Ihsanurrijal juga menyebutkan bahwa pada Februari 2021, harga gabah kualitas gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 4,87 persen atau senilai Rp238 sehingga menjadi Rp4.651 per kilogram.
Demikian juga, kata dia, di tingkat penggilingan bahwa harga gabah GKP turun sebesar 4,90 persen atau sebesar Rp243 sehingga menjadi Rp4.716 per kilogram. “Penurunan harga gabah kualitas GKP disebabkan karena dimulainya masa panen di beberapa kabupaten dan di Kabupaten Aceh Barat Daya sudah memasuki panen raya,” katanya. (NE/ant)