Indonesiainside.id, Jakarta – Mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli, mempertanyakan sikap kader PDI Perjuangan yang menyetujui impor pangan. Dia menceritakan, pertemuan antara Presiden pertama RI, Soekarno, dengan seorang petani kecil di Bandung selatan menjadi cerita yang dibawakan tokoh nasional saat membuka sebuah pameran di Surabaya.
Rizal Ramli mengurai saat cerita saat Bung Karno masih berstatus di ITB. Saat itu, Bung Karno plesiran ke daerah Bandung selatan dan bertemu seorang petani. Perbincangan dengan seorang petani itu akhiranya mengilhami gerak langkah Bung Karno dalam membela wong cilik.
“Waktu mahasiswa di ITB, Soekarno bertemu Marhaen, petani gurem di Bandung Selatan,” cuit Rizal Ramli, Senin (19/4).
Bung Karno menjadikan Marhaen sebagai sebutan untuk menamai rakyatnya. Termasuk menjadi sebuah ideology marhaenisme, yang dicirkan sebagai ideologi kaum papa dan proletar.
“Marhaenisme jadi ideologi keberpihakan Bung Karno kepada petani gurem,” ucap Rizal Ramli. Dia kemudian bertanya-tanya dengan sikap PDI Perjuangan, partai pewaris pemikiran Bung Karno, memberi dukungan pada impor pangan yang menyengsarakan petani kecil.
“Kok tega-teganya PDIP dukung kebijakan impor pangan, yang sangat merugikan petani?” ucap dia mempertanyakan. (Aza)