Indonesiainside.id, Jakarta – Utang lagi. Pemerintah kembali menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam bentuk valuta asing berdenominasi yen atau Samurai Bonds senilai 100 miliar yen.
Utang ini guna membiayai defisit APBN 2021 sekaligus upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Dalam keterangan Pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko di Jakarta, Jumat (21/5) menyatakan penerbitan Samurai Bonds ini terdiri dari enam seri yaitu RIJPY0524, RIJPY0526, RIJPY0528, RIJPY0531, RIJPY0536 dan RIJPY0541.
Menurut Menkeu Sri Mulyani, kehadiran Indonesia untuk menerbitkan Samurai Bonds di pasar Jepang merupakan momentum yang tepat meskipun di tengah state of emergency.
Dijelaskan, nominal penerbitan pada tenor 3 tahun yang terkecil dalam sejarah penerbitan Samurai Bonds. Sekitar 70 persen dari total nominal penerbitan kali ini berada pada tenor 5 tahun ke atas.
Berkurangnya dominasi tenor pendek ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
Kemudian spread terhadap Yen Swap dan kupon juga paling rendah. Kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan Samurai Bonds untuk tenor 10 tahun, yaitu sebesar 0,89 persen. Kupon ini bahkan masih lebih rendah apabila dibandingkan penerbitan Samurai Bonds 10 tahun dengan JBIC guarantee pada tahun 2015 yang berada pada level 0,91 persen
Pemerintah memulai official marketing penerbitan Samurai Bonds ini pada Selasa (18/5) dengan minat investor yang masih cukup tinggi dengan bid-to-cover ratio mencapai 1,6 kali.
Berdasarkan tipenya, investor pada transaksi kali ini terdiri dari city banks 22,2 persen, asuransi 7 persen, asset managers 31,1 persen, central cooperatives 7 persen, central banks 4 persen, public funds 0,2 persen, shinkin banks/regional banks 8,9 persen dan lainnya 19,6 persen.
Sedangkan investor dari luar Jepang tercatat sebanyak 17,7 persen dari jumlah total investor.
Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co Ltd, Mizuho Securities Co Ltd, Nomura Securities Co Ltd, dan SMBC Nikko Securities Inc.(Red)