Indonesiainside.id, Jakarta – Rumah.com menjelaskan jika terjadi penurunan indeks harga properti, disertai kenaikan indeks suplai secara nasional pada Q1 2021. Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) menunjukkan bahwa indeks harga properti turun dalam tiga kuartal terakhir sementara indeks suplai naik dalam dua kuartal terakhir.
“Data Rumah.com Indonesia Property Market Index pada Q1 2021 yang menunjukkan terjadinya penurunan harga properti namun, pasar properti nasional diperkirakan masih akan tetap stabil apalagi ada hal lain yang dapat menjaga optimisme pasar properti di 2021 dengan masih tingginya pencarian properti pada Q1 2021 dibandingkan kuartal sebelumnya,” jelas Marine Novita, Country Manager Rumah.com dalam keterangan resminya, dikutip Senin (31/5)
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Tinjauan indeks harga: penurunan berturut-turut dalam tiga kuartal terakhir
Rumah.com Indonesia Property Market Index – Harga (RIPMI-H) pada Q1 2021 berada pada angka 110,3, turun 0,4% dibanding Q4 2020 (quarter-on-quarter). Secara tahunan, indeks harga mengalami penurunan sebesar 2%. Data RIPMI mencatat turunnya indeks harga properti terjadi di sejumlah provinsi. DKI Jakarta mengalami penurunan sebesar 0,4% (quarter-on-quarter), DI Yogyakarta turun sebesar 4,21% (quarter-on-quarter), dan Jawa Timur turun sebesar 1,64% (quarter-on-quarter).
Sementara itu, provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah masih tetap solid dengan mencatatkan kenaikan indeks harga yaitu sebesar 0,5% (quarter-on-quarter) untuk Jawa Barat, 1,62% (quarter-on-quarter) untuk Banten, dan 1,37% (quarter-on-quarter) untuk Jawa Tengah.
DKI Jakarta yang mengalami penurunan sebesar 0,4% kuartalan terjadi merata di seluruh wilayahnya. Wilayah dengan penurunan harga terbesar adalah Jakarta Pusat, yang turun sebesar 1,52% (quarter-on-quarter) pada kuartal pertama 2021. Sementara itu, Jakarta Selatan turun sebesar 1,19% (quarter-on-quarter).
Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan merupakan kawasan properti kelas atas. Kedua wilayah ini memiliki harga per meter persegi yang tertinggi di antara wilayah Jakarta lainnya. Penurunan harga di kedua wilayah ini masih terbilang wajar karena permintaan untuk harga di kisaran ini memang sedang rendah.
Menurut Marine, turunnya indeks harga properti kuartalan selama tiga kuartal berturut-turut bukan hal yang menggembirakan. Hal ini baru pertama kalinya terjadi sejak 2015. Meski demikian, Marine juga menegaskan bahwa pasar properti masih memiliki harapan.
“Harga properti yang tinggi di wilayah Jakarta tidak mampu dicapai oleh kebanyakan pencari properti hunian saat ini. Data Rumah.com menunjukkan permintaan properti hunian terbanyak masih berasal dari kisaran harga Rp300 Juta-Rp1,5 miliar. Sementara harga properti hunian di Jakarta saat ini dimulai dari Rp2,2 miliar ke atas,” ujar Marine.
Tinjauan indeks suplai: properti yang belum terjual dalam dua kuartal terakhir semakin banyak
Sementara Rumah.com Indonesia Property Market Index – Suplai (RIPMI-S) berada pada angka 178,2. Indeks menunjukkan pertumbuhan suplai properti sebesar 8,4% secara kuartalan pada Q1 2021. Pertumbuhan suplai ini melambat jika dibandingkan Q4 2020 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,6% (quarter-on-quarter).
Data RIPMI-S menunjukkan bahwa suplai properti residensial terbesar pada Q1 2021 masih datang dari DKI Jakarta, yakni sebesar 32% dari total suplai nasional. Sementara itu, Jawa Barat menyumbang suplai sebesar 30%, diikuti Banten (17%), dan Jawa Timur (12%).
Menurut Marine, meskipun pada Q1 2021 terjadi pertumbuhan suplai properti namun kondisi ini melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan suplai properti bisa disebabkan oleh sikap wait-and-see para pengembang.
“Kuartal sebelumnya sepertinya menjadi momen di mana pengembang dan penyedia suplai meluncurkan suplai propertinya yang sempat tertahan sejak kuartal kedua 2020 akibat pandemi. Karena itu, kita melihat lonjakan suplai yang cukup besar. Sementara Q1 2021 ini menjadi fase ‘normalisasi’ dimana pengembang fokus untuk memasarkan suplai yang masih tersisa dari kuartal sebelumnya,” jelasnya.
Tren pencarian properti: minat pencarian naik di awal tahun
Pencarian properti di Rumah.com pada kuartal pertama 2021 naik sebesar 26% dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara tahunan, pencarian properti di Rumah.com masih meningkat sebesar 183%. Naiknya tren pencarian properti ini memang erat kaitannya dengan siklus properti tahunan, di mana kuartal pertama merupakan masa di mana permintaan properti meningkat, setelah kuartal sebelumnya orang lebih memfokuskan pengeluaran untuk kebutuhan belanja konsumtif dan liburan.
Sedangkan kisaran harga yang paling diminati konsumen berada pada kisaran Rp300 Juta hingga Rp750 Juta (27%), sementara jika diakumulasikan, mayoritas pencarian menginginkan hunian di bawah Rp1 miliar (56%).
“Jika dilihat, kisaran harga yang dicari masih belum sesuai dengan lokasi yang diinginkan. Mayoritas pencarian hunian di Jabodetabek menginginkan lokasi di DKI Jakarta, namun mayoritas pencarian berdasarkan harga maksimal hanya Rp1 miliar. Sementara jika ingin mencari rumah tapak, konsumen harus menyediakan dana setidaknya Rp2,5 miliar untuk bisa memiliki rumah tapak di kawasan Jakarta,” jelasnya.
Sebagai solusi alternatifnya, Marine menyarankan pencari properti yang mengincar hunian di kawasan Jakarta namun dengan budget terbatas bisa melirik apartemen. Karena saat ini, dengan budget di kisaran Rp750 jutaan, konsumen masih bisa mendapatkan unit apartemen dengan dua kamar tidur.
Marine menyimpulkan bahwa berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2021 menunjukkan terjadinya penurunan harga properti. Namun, pasar properti nasional diperkirakan masih akan tetap stabil. Hal lain yang dapat menjaga optimisme pasar properti di 2021 adalah masih tingginya pencarian properti pada kuartal pertama 2021 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah adalah wilayah yang masih tetap menunjukkan kenaikan harga properti, terutama di segmen rumah tapak. Sementara itu, pembangunan infrastruktur transportasi umum dan jalan, baik jalan raya maupun jalan tol, masih menjadi daya tarik utama sebuah wilayah dari sudut pandang pencari properti.
“Turunnya harga properti dan naiknya suplai properti menunjukkan bahwa pasar properti masih berada dalam situasi buyer’s market. Bagi konsumen yang sudah siap secara finansial, inilah saat terbaik untuk membeli properti. Konsumen akan semakin dimanjakan oleh stimulus Pemerintah berupa penghapusan PPN, pembelian properti tanpa uang muka, serta tren suku bunga yang terus turun,” pungkas Marine. (red)