Indonesiainside.id, Jakarta – Maskapai penerbangan berbendera Turki pada 5 Juni 2021 kemarin mengumumkan rekor penerbangan harian selama 15 bulan di Eropa. Kondisi ini menunjukkan pemulihan yang kuat setelah pandemi .
Terlepas dari dampak signifikan dari kekhawatiran terkait pandemi pada sektor penerbangan, Turkish Airlines mengoperasikan 863 penerbangan pada 4 Juni saja, menurut siaran pers yang dilansir Hurriyet, Senin(7/6).
Dikatakan bahwa capaian Turkish Airlines tersebut menunjukkan pemulihan yang menggembirakan dan melebihi ekspektasi sebelumnya. Hal ini juga menggambarkan maskapai ini akan melakukan recovery yang cepat dari pandemi ini.
Ketua dewan Turkish Airlines, lker Aycı, menyatakan bahwa perusahaan, yang menambahkan penerbangan baru ke jaringannya dan pesawat generasi baru ke armadanya selama pandemi, sekarang akan terbang lebih banyak dari sebelumnya.
“Meskipun impian kami sempat didera turbulensi karena pandemi, hasilnya menunjukkan bahwa Turkish Airlines kembali dengan kuat ke masa lalu yang indah seperti sebelum pandemi melanda,” katanya.
Didirikan pada tahun 1933 dengan lima pesawat, Turkish Airlines kini memiliki 367 armada pesawat yang terbang ke 323 tujuan di seluruh dunia – 273 internasional dan 50 domestik.
Berbeda dengan situasi di negara-negara lainnya, maskapai penerbangan banyak yang menderita selama masa pandemi Covid-19. Maskapai terbesar di Brasil bahkan mengajukan kebangkrutan pada pertengahan tahun lalu.
Latam Airlines Group, maskapai penerbangan terbesar di Amerika Latin, mengajukan perlindungan pengadilan kebangkrutan di New York pada Mei 202, setelah dampak pandemi virus korona yang menghancurkan pada industri perjalanan.
Sementara itu di Indonesia, maskapai nasional Garuda Indonesia juga menderita parah akibat pandemi dan mengalami kerugian nyaris Rp 1,4 triliun setiap bulan. (Red)