Indonesiainside.id, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi syariah mengalami kenaikan signifikan di Indonesia hingga 5,72 persen sejak tahun 2019. Pertumbuhan sektor ini ditopang makanan halal, fesyen, pertanian, dan sejumlah lini sektor syariah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para anak muda untuk bangkit menyambut potensi tersebut tengah pandemi saat ini. Salah satu potensi besarnya yakni bagaimana mencetak peluang usaha sekaligus lapangan kerja di masa depan.
“Potensi pasar industri halal saya melihat bahwa kita kembali kepada yang menjadi kebutuhan pokok,” kata Sandiaga di webinar Gunadarma Sharia Economic Event bertajuk “Kiat Sukses Berbisnis Peluang dan Tantangan yang Dihadapi Para Pelaku Usaha di Masa Pandemi”, dikutip dari keterangannya, Selasa (13/7).
Dia berharap agar kalangan muda dapat mengambilnya peluang sekaligus pemain sentral dalam ekosistem perekonomian syariah dunia. “Bahwa penduduk muslim dunia akan terus berkembang, mencapai 1,84 miliar pada 2018, pada 2030 menjadi hampir sepertiga dari total populasi dunia. Mereka akan membutuhkan produk-produk halal dan thoyib,” jelasnya.
Perekonomian syariah harus bisa memetakan peluang usaha senilai lebih dari 250 miliar dolar AS. “Saya melihat bahwa estimasi konsumsi umat muslim ada 2,2 triliun dolar AS, ini luar biasa sekali, ini dua kali besarnya dari ekonomi Indonesia. Saya yakin ini akan menembus jumlah 3 juta dolar AS pada 2024,” jelas Sandiaga Uno.
Menurut dia, Ekonomi syariah merupakan simbol ekonomi yang berkeadilan, bisa memberikan pemerataan, keberlanjutan, dan keberpihakan ekonomi kepada masyarakat. Sebanyak 76 persen dari 260 juta jiwa rakyat Indonesia mengonsumsi hingga 220 miliar dolar AS dari produk dan jasa halal atau pertumbuhannya sebesar 5,3 persen per tahun.
“Satu peluang yang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat, menghadirkan perekonomian yang berkeadilan,” katanya.
Indonesia kini dihadapkan dengan situasi Vuca atau volatility, uncertanty, complexity and abiguity. Terkait hal tersebut, Sandiaga Uno berharap kepada semua pihak untuk bisa meningkatkan tiga hal, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Inovasi meliputi peningkatan adaptasi teknologi untuk menciptakan peluang usaha sekaligus mencetak lapangan kerja.
“Covid-19 memaksa kita untuk meningkatkan keterampilan, bukan hanya berjualan online, tapi juga bisa menciptakan konten-konten kreatif yang meyakinkan,” ujarnya.
Hal selanjutnya adalah adaptasi sehingga ia mengajak seluruh pihak untuk dapat beradaptasi terhadap protokol kesehatan. Terlebih masyarakat ekonomi syariah yang menurutnya identik dengan CHSE, yaitu Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability.
“Dan terakhir kolaborasi, selama ini kita didominasi oleh kompetisi, saatnya kita berkolaborasi. Kita berharap agar Gunadarma Sharia Economic Event ini dapat memberikan inspirasi kepada entrepreneur dan calon enterpreneur,” ujar dia.
Saat menutup webinar, Sandiaga Uno berpesan kepada para mahasiswa untuk terus optimistis menghadapi tantangan di tengah pandemi Covid-19. Menurut dia, krisis ekonomi serta beragam keterbatasan yang dihadapi dapat membentuk karakter seorang wirausaha yang mumpuni.
“Saya sendiri, DNA-nya adalah enterpreneur, saya lahir dan besar sebagai enterpreneur karena krisis ekonomi, dari krisis ke krisis membawa saya kepada tantangan baru,” katanya.
Pada suatu krisis di tahun 1997 saya memulai usaha. Alhamdulillah usaha saya sekarang menjadi usaha yang stabil dengan membuka lapangan kerja bagi 30.000 karyawan di seluruh Indonesia.
Sandiaga berharap agar masyarakat, terutama para pelaku ekonomi, anak-anak muda yang merupakan masa depan bangsa dapat terus bergerak menjadi pemenang. (Aza/Ant)