Indonesiaiside.id, London–Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf pada penguasaha setelah meningkatnya kekacauan sesaat pencabutan lockdown. Situasi ‘pingdemic’ dipicu banyaknya pekerja yang harus mengisolasi mandiri setelah peringatan aplikasi NHS Covid-19.
Berbicara pada PMQ, satu sesi khusus hari Rabu untuk menjawab pertanyaan para Anggota Parlemen terakhir sebelum reses musim panas. Johnson mengatakan “semua orang memahami ketidaknyamanan ‘ping’.
Johnson muncul secara virtual setelah melakukan kontak dengan Menteri Kesehatan Sajid Javid, yang telah dites positif covid. “Saya pikir semua orang memahami ketidaknyamanan ping, “ katanya.
Secara khusus ia meminta maaf kepada pelaku usaha termasuk ke semua jenis layanan, sektor publik atau lainnya yang mengalami ketidaknyamanan. “Kami akan beralih, seperti yang diketahui DPR, ke sistem berdasarkan pengujian kontak daripada isolasi kontak, tetapi sampai saat itu saya hanya harus mengingatkan semua orang bahwa isolasi adalah alat vital pertahanan kita terhadap penyakit ini.”
Situasi pingdemik mengacu pada ratusan ribu orang yang menerima peringatan melalui aplikasi bahwa mereka harus segera menjalani karantina sendiri di rumah setelah dianggap melakukan kontak dekat dengan seseorang yang positif COVID-19. Hal itu menyebabkan sejumlah besar pekerja supermarket mengisolasi diri setelah menerima peringatan dari aplikasi NHS COVID, sehingga memengaruhi pasokan.
Meski telah meminta maaf atas situasi tersebut, Johson menolak untuk mengubah sistem aplikasi. Mengutip laporan The Sun, angka yang dirilis menunjukkan hingga satu juta orang, dua kali lipat dari angka minggu sebelumnya yang harus tinggal di rumah dan tidak bekerja.
Krisis akan mengakibatkan adanya kekurangan pasokan daging segar, salad, minuman kemasan dan freezer. Beberapa supermarket menginformasikan bahwa mereka akan menghadapi masalah dalam beberapa hari jika tidak ada tindakan yang diambil.
Andrew Opie dari British Retail Consortium mengatakan pemerintah perlu bertindak cepat dalam mengatasi hal ini. Dia mengatakan pengecer dan pemasok, yang memainkan peran kunci selama wabah harus diizinkan untuk bekerja asalkan mereka telah menerima dua dosis vaksin atau dikonfirmasi negatif untuk memastikan tidak ada gangguan pada masyarakat yang mendapatkan pasokan makanan dan barang-barang lainnya.
“Dengan meningkatnya kasus penularan lokal, jumlah staf ritel yang sehat tetapi terpaksa melakukan karantina sendiri juga meningkat pesat, sehingga mengganggu operasional ritel,” katanya.
Kemarin tersebar foto menunjukkan rak kosong di supermarket Tesco, Sainsbury’s, Asda, Morrisons, Islandia, dan Lidl di Manchester, Bristol, Edinburgh, dan Southampton. Nampak kekosongan pada stok buah dan sayuran segar, makanan beku, air dan bir di Tesco di Cambridge.
Kepala eksekutif Asosiasi Pengolah Daging Inggris Nick Allen juga mengkritik “pesan yang membingungkan” dari Pemerintah karena dia mengatakan para menteri belum mengklarifikasi siapa yang berlaku. Hingga saat ini pihaknya telah berhasil menjaga rantai pasokan namun mulai terlihat efeknya.
“Semangat ini tidak terbantu dengan pesan yang membingungkan dari pemerintah,” katanya. “Efeknya sudah mulai terlihat di tingkat ritel dan di restoran, semua orang berjuang untuk mengatasi masalah ini,” katanya.
“Ini adalah masalah besar di setiap industri saat ini,” kata CEO Marks & Spencer Steve Rowe. “Kasus Covid kami kira-kira berlipat ganda setiap minggu dan tingkat ‘ping’ sekitar tiga banding satu dari kasus Covid, jadi kami melihatnya tumbuh secara eksponensial.”
Untuk diketahui, kekacauan ‘pingdemic” terjadi setelag Aplikasi National Health Service (NHS) mengirim pesan peringatan ke ratusan ribu orang untuk isolasi mandiri, yang kemudian memicu peringatan bahwa rak-rak supermarket akan segera kosong, kutip Reuters. Imbas dari peringatan itu, bisnis di seluruh Inggris berpotensi kekurangan sumber daya manusia karena mereka diminta isolasi mandiri. (NE)