Indonesiainside.id, Paris—Sebuah laporan besar menemukan bahwa kekayaan yang dimiliki oleh orang-orang terkaya di dunia melonjak selama pandemi Covid-19, British Broadcasting Corporation (BBC) melaporkan kemarin. Laporan Ketimpangan Dunia mengungkapkan bahwa pada saat yang sama, sebanyak 100 juta orang terhimpit oleh krisis kemiskinan garis keras.
Dirilis oleh World Inequality Laboratory yang berbasis di Paris, laporan tersebut menyebutkan bahwa 10 persen individu terkaya di dunia kini menyumbang 52 persen dari pendapatan global. Menurut penulis laporan dan ekonom, Thomas Piketty, kekayaan miliarder telah meningkat dari satu persen menjadi tiga persen sejak 1995.
“Peningkatan ini bahkan lebih terasa selama pandemi Covid-19, dan bahkan 2020 melihat peningkatan tertinggi dalam pembagian kekayaan miliarder global,” katanya dalam laporan itu.
Sementara itu, co-director World Inequality Laboratory, Lucas Chancel mengatakan, setelah lebih dari 18 bulan Covid-19 melanda, kesenjangan ekonomi penduduk dunia semakin melebar. “Meskipun kekayaan miliuner global telah meningkat lebih dari € 3,6 triliun, lebih dari 100 juta orang termasuk orang yang sangat miskin,” katanya.
Sementara itu, peneliti juga menemukan bahwa 52 orang terkaya di dunia mencatat peningkatan nilai kekayaan sebesar 9,2 persen per tahun selama 25 tahun terakhir, jauh melebihi kelompok sosial yang kurang mampu. (NE)