Indonesiainside.id, Watampone — Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin, mengatakan, pertanaman jagung Kabupaten Bone merupakan salah satu yang terbesar di Sulawesi Selatan (Sulsel). Karena itu, dia ingin agar Kabupaten Bone menjadi wilayah sentra penghasil jagung dengan kualitas terbaik.
Politikus asal Sulsel ini bersama Badan Karantina Pertanian wilayah Parepare menggelar bimbingan teknis (Bimtek) akselerasi ekspor pertanian sekaligus memberikan informasi dan pemahaman ke petani mengenai prosedur atau tata cara ekspor jagung. Menurut dia, jika petani bisa menghasilkan produksi yang maksimal, dengan intensifikasi dan ekstensifikasi dapat diharapkan hasilnya berkualitas sehingga dapat diekspor.
“Saya ingin, di Kabupaten Bone ini ada wilayah yang menjadi sentra penghasil jagung dengan kualitas terbaik. Tentunya dengan meningkatkan kualitas SDM petani kita, melalui pendampingan yang dimulai dari hulu hingga hilir sehingga mindset para petani tidak hanya budidaya, tetapi mampu menjadi pelaku usaha,” kata Andi Akmal.
Andi Akmal juga mendorong agar ada peran teknologi, yang dapat menyambungkan antara petani dan pelaku usaha.
“Petani kita ke depan perlu bergabung membentuk suatu korporasi. Tidak hanya kelompok tani, tetapi gabungan kelompok tani. Kita menjual hasil pertanian melalui kemajuan teknologi,” terangnya.
Akmal meminta agar penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, Karantina Pertanian Parepare mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian. Salah satunya melalui Bimtek ini. Dia mengapresiasi bahwa ekspor komoditas jagung dan turunan asal Sulsel yang disertifikasi karantina pertanian tahun 2020 dengan tujuan Malaysia dan Filipina mencapai 6.601 ton. Hal ini menunjukan bahwa peluang ekspor komoditas tersebut sangat besar.
“Diharapkan, melalui bimtek ini, para petani dan pelaku usaha dapat memahami prosedur dan tata cara budidaya, pengolahan, hingga pemasaran hasil pertanian sehingga mampu memenuhi persyaratan negara tujuan,” urai Akmal.
Di komisi IV DPR, Andi Akmal mengungkapkan, APBN Pertanian telah menurun tiap tahun sejak 2015 hingga 2022 ini. Untuk itu, menurutnya, kreativitas daerah sangat membantu mengatasi persoalan anggaran pertanian di pusat, sehingga pertanian Indonesia tetap eksis dengan segala keterbatasan anggaran, namun sangat potensial Sumber Daya Alamnya.
“Saya kira negara kita masih akan perlu pengembangan terus menerus di bidang pertanian, dan kerjasama pusat dan daerah akan signifikan menentukan kemajuan bangsa ini. Semoga Kabupaten Bone menjadi produsen jagung kualitas espor, artinya kualitas terbaik yang akan diterima oleh pasar Luar Negeri”, kata Andi Akmal. (Aza)