Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membawa kabar gembira terkait Covid-19 varian Omicron di Tanah Air. Dikatakannya, varian ini memang sangat menular dibanding Delta, namun gejala varian Omicron lebih ringan dari Delta.
Hal ini membuat tingkat okupansi tempat tidur rumah sakit (BOR) dan tingkat kematian lebih rendah dibanding varian Delta sebelumnya.
Namun, Sri Mulyani kemudian buru-buru menambahkan, kondisi ini bukan berarti boleh sombong. Penerapan protokol kesehatan secara disiplin wajib dilakukan.
“Kita menyaksikan ada peningkatan kasus infeksi Omicron, Kabar baiknya negara-negara lain menunjukan bahwa meski tingkat transmisinya lebih cepat tapi dari sisi okupansi rumah sakit dan kematiannya rendah, tapi kita tidak boleh takabur,” kata Sri Mulyani dalam webinar Mandiri Investment Forum (MIF), Rabu (9/2).
Mantan petinggi Bank Dunia ini menekankan dua hal yang menjadi kunci untuk menghadapi lonjakan varian Omicron ini. Selain disiplin prokes juga percepatan vaksinasi.
“Perlu mempercepat vaksinasi terutama booster, kemudian kita juga tetap melanjutkan disiplin protokol kesehatan,” ujarnya.
Vaksinasi hingga kini terus diakselerasi termasuk vaksin booster. Sampai dengan hari ini, jumlah penduduk yang sudah memperoleh vaksinasi dosis pertama sebanyak 187,3 juta orang atau 89,9% dari target 208,2 juta orang. Sementara penerima dosis kedua sudah sebanyak 132,6 juta atau 63,7% dari target.
Pemerintah juga sudah memulai program booster atau dosis ketiga dengan jumlah penerima lebih dari 6 juta orang atau 2,9% dari target.
Sri Mulyani juga menambahkan adanya kasus Omicron di awal tahun ini akan membayangi kinerja perekonomian kuartal pertama 2021. Kendati demikian, Sri Mulyani optimistis efeknya tidak signifikan. (Nto)