Indonesiainside.id, Jakarta – Amerika menebar ancaman ke China jika tidak mematuhi sanksi anti-Rusia. Amerika mengaku akan menyiapkan langkah-langkah pembalasan yang dirasa perlu, kata juru bicara Gedung Putih Amerika Serikat Jen Psaki, Selasa (8/3).
“Jika mereka tidak mematuhi sanksi, kami akan memiliki, Anda tahu, alasan untuk mengambil langkah-langkah tertentu,” katanya dalam sebuah briefing.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi meminta Amerika Serikat, NATO dan Uni Eropa untuk melakukan dialog dengan Rusia untuk mengembangkan mekanisme berkelanjutan dan memastikan keamanan di Eropa.
China juga menolak untuk mendukung sanksi baru terhadap Rusia. China menyatakan menentang sanksi sepihak yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.
Ahli strategi internasional independen Andrew Leung mengatakan bahwa China adalah satu-satunya negara besar yang mengakui masalah keamanan Rusia, sementara negara-negara Barat berfokus pada operasi Rusia, dan menyebutnya sebagai serangan terhadap Ukraina.
“Barat juga menyebarkan retorika bahwa Rusia ingin memperluas perbatasannya dan meningkatkan pengaruhnya di Eropa,” kata Andrew Leung.
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam artikel “Rusia dan China: kemitraan strategis yang berfokus pada masa depan” menulis bahwa omset perdagangan antara Rusia dan China pada akhir 2021 mencapai rekor tertinggi bersejarah senilai USD 140 miliar.(Nto)