Indonesiainside.id, Yogyakarta — Pengurus Lazismu Pusat Andar Nubowo memaparkan peran nyata Lazismu dalam memberikan solusi cerdas terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat. Menurut Andar, Muhammadiyah tergerak melayani warga di daerah terpencil yang belum menikmati pelayanan kesehatan secara maksimal dari negara.
Salah satunya adalah Kapal Apung Said Tuhuleley. Kapal itu berfungsi sebagai klinik apung yang melayani secara cuma-cuma seluruh rakyat Maluku tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar-golongan hingga ke pulau terpencil. Selain awak kapal, klinik apung dioperasikan oleh 3 dokter, 5 perawat, dan 1 apoteker.
“Sasaran utama klinik apung ini meliputi masyarakat miskin dan kurang mampu yang berada di kawasan pesisir dan pulau-pulau terpencil dan pulau-pulau yang belum memiliki fasilitas layanan kesehatan,” tutur Andar dalam dalam diskusi bertajuk Peran Filantropi Islam Dalam Membangun Perekonomian Bangsa yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, dilansir Muhammadiyah.or.id, Rabu (13/4/2022).
Selain Kapal Apung Said Tuhuleley, kerja-kerja kemanusiaan yang membanggakan lainnya dari Lazismu ialah memberikan akses listrik kepada orang-orang miskin. Program ini bekerjasama dengan LSM lokal dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wapres RI. Sinergi dijalin dalam rangka pemberian bantuan solar panel berkapasitas 100 Kwh, bagi warga miskin di Indonesia secara gratis.
“Kita bekerjasama dengan berbagai pihak seperti LSM lokal dan pihak pemerintah. Alhamdulilah program ini cukup baik dan dievaluasi secara independen dan saat ini diteruskan untuk program-program selanjutnya,” ujar Andar.

Hal lain yang patut dibanggakan dari program Lazismu adalah BankZiska atau bantuan keuangan dari dana zakat infaq-shodaqoh dan dana sosial keagamaan lainnya. Program ini lahir lantaran hampir setiap pasar dihuni oleh pedagang-pedagang tradisional dan pedagang lokal dengan kemampuan ekonomi yang rendah, menjamurnya pinjaman yang berbunga tinggi utamanya pada pasar, kampung pedesaan dan kawasan miskin kota. Selain itu, banyaknya pedagang dan UMKM yang terjerat Rentenir.
“Berawal dari keprihatinan merajalelanya sistem bunga yang mencekik masyarakat kecil, Lazismu terpanggil untuk memberikan solusi mereka. Berkembangnya praktek rentenir ini karena mudah dan cepat tanpa prosedur berbelit dan agunan,” tutur pria yang saat ini sedang menempuh studi doktor di Ecole Normale Supérieure (ENS), Lyon, Perancis ini.
Andar menerangkan bahwa BankZiska merupakan gerakan pemberdayaan UMKM melalui pemberian pinjaman tanpa bunga, tanpa biaya administrasi, tanpa biaya denda, tanpa biaya pinalti dan tanpa perlu jaminan. Namun sebelum memberikan pinjaman, syarat dan ketentuan harus terpenuhi seperti sedang terjerat atau berpotensi terjerat pinjaman dari rentenir atau pinjaman berbasis riba lainnya, anggota komunitas majelis taklim, jamaah masjid, jamaah perkumpulan masyarakat atau lainnya, dan memiliki kemampuan mengembalikan dana pinjaman.
“Setelah dapat uang pinjaman, BankZiska akan melakukan pendampingan dan pembinaan usaha, misal monitoring omset dan biaya dalam usahanya sampai usaha tersebut mampu mandiri dan tidak terjerat riba. Juga memberikan literasi tentang kewirausahaan, usaha berdasarkan syariah, pemasaran kepada para peminjam,” katanya.
Klinik Apung Said Tuhuleley
Klinik Apung Said Tuhuleley diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo seusai memberi sambutan dan membuka sidang tanwir Muhammadiyah di Gedung Islamic Centre Ambon. Prosesi peresmian dilakukan tepat di belakang gedung Islamic Centre, tidak jauh dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Jumat (24/2).
Kali pertama, Muhammadiyah melepas dan melabuhkan klinik apung ‘Said Tuhuleley’ dari Pantai Mutiara, Jakarta Utara ke perairan Maluku Ambon. Klinik apung Said Tuhuleley merupakan upaya Muhammadiyah melalui Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) memberi akses kesehatan bagi masyarakat miskin di pulau terpecil di timur Indonesia.
Andar Nubowo mengatakan, Klinik Apung ini merupakan klinik pertama yang digagas Lembaga Amil Zakat Nasional Lazismu. Lazismu melalui program Klinik Apung Said Tuhuleley menghadirkan floating clinic, Kapal Laut memberi solusi permasalahan di Maluku berkaitan dengan layanan kesehatan. Ini juga merupakan bagian dari penerapan program-program Lazismu di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal).
“Kapal ini dilengkapi fasilitas ruang tindakan (medis), ruang pemeriksaan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang selama ini tidak terjangkau di Maluku,” katanya.
Mengapa Maluku? Dia merujuk berdasarkan data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) 2014, Maluku merupakan propinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terendah. Yakni hanya 1% dari total jumlah tenaga kesehatan se-Indonesia. Klinik Apung Said Tuhuleley ini nantinya akan beroperasi untuk memberikan layanan kesehatan secara cuma-cuma kepada masyarakat pesisir atau pulau-pulau di Maluku.
Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari menuturkan, pemilihan nama Said Tuhuleley bukan kebetulan. Menurut Hajriyanto, pemilihan itu dikarenakan Said Tuhuleley dikenal sebagai pejuang kaum marginal. “Pejuang kaum marginal di lingkungan Muhammadiyah dan merupakan putra Maluku asli, Saparua lebih tepatnya,” kata Hajriyanto, Jum’at (17/2). (Aza/ Suara Muhammadiyah/ Muhammadiyah.or.id)