Indonesiainside.id, Jakarta — Pandemi telah membuat masyarakat beradaptasi dan melakukan perubahan sikap terkait hunian. Salah satu adaptasi dan perubahan sikap yang ditunjukkan adalah adanya kenaikan minat untuk memiliki rumah di luar pusat kota.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menyatakan bahwa hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2022 menunjukkan hampir setengah total responden kini mempertimbangkan untuk memiliki rumah di luar pusat kota. Hal ini dinyatakan oleh 47 persen responden yang memiliki preferensi terhadap wilayah yang tidak terlalu ramai maupun pindah ke luar kota.
“Kecenderungan untuk bisa tinggal di luar Jabodetabek jika kondisi memungkinkan bekerja dari rumah (WFH) juga makin meningkat. Hal ini seperti dinyatakan oleh 64 persen responden – merupakan kenaikan dari 55 persen responden dari periode sebelumnya,” jelasnya.
Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala dua kali dalam setahun oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura untuk mengetahui dinamika pasar properti tanah air. Survei kali ini berdasarkan 1031 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juli hingga Desember 2021.
Jawa Barat tetap menjadi daerah tujuan untuk ditinggali di luar Jabodetabek. Hal ini dinyatakan oleh 43 persen responden, disusul oleh Yogyakarta yang menjadi pilihan dari 26 persen responden, kemudian Bali dan Jawa Tengah masing-masing menjadi pilihan 20 persen responden lainnya.
Marine menuturkan bahwa adaptasi dan perubahan sikap lainnya adalah 2 dari 3 orang Indonesia semakin sadar untuk menjaga pola hidup sehat dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Sejumlah 61 persen responden sekarang lebih sadar untuk menjaga kebiasaan gaya hidup sehat.
Sementara 60 persen responden kini memilih menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga daripada sebelum pandemi. Sedangkan sekitar setengah atau 48 persen responden memilih untuk mencari pekerjaan yang memungkinkan mereka lebih banyak berada di rumah atau WFH.
“Adanya pandemi yang menyebabkan masyarakat harus lebih banyak berkegiatan di rumah menyebabkan hampir setengah total responden ingin melakukan renovasi rumah. Hal ini seperti dinyatakan oleh 45 persen responden yang menyatakan keinginan untuk mengubah maupun mempercantik area tertentu di rumah mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan semua anggota rumah tangga,” kata Marine.
Perubahan sikap dan perilaku selama pandemi lainnya adalah hampir setengah total responden sekarang memilih berbelanja kebutuhan pokok secara online, lebih sering daripada sebelum pandemi. Hal ini dinyatakan oleh 44 persen responden.
Sementara lebih dari setengah total responden sekarang lebih sering menghindari area keramaian karena pandemi. Hal ini seperti dinyatakan oleh 55 persen responden sekarang memilih untuk menghindari pergi ke area keramaian dan 30 persen responden lainnya sekarang memilih untuk menghindari makan di luar.
Marine menjelaskan bahwa situasi pandemi mengakibatkan banyak perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun merumahkan karyawannya menyebabkan tidak stabilnya pekerjaan ataupun gaji menjadi hambatan bagi karyawan untuk mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini seperti dinyatakan oleh 57 persen responden, naik 5 persen dari periode sebelumnya. Sementara 40 persen responden lainnya tidak mampu mengumpulkan uang muka (DP), naik dari 6 persen dari periode sebelumnya.
“Para pencari rumah telah beradaptasi dengan pandemi dengan mengubah cara pencarian dan kriteria dalam memilih hunian. Beberapa perubahan ini tidak akan kembali ke kondisi sebelum pandemi, sehingga pelaku industri harus mengantisipasinya. Sektor properti harus melakukan adaptasi dan inovasi agar industri bisa lebih cepat memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen properti di tanah air,” pungkas Marine.