Indonesiainside.id, Jakarta — Berdasarkan data Rumah.com, dua area di wilayah Bandung Timur yaitu Gedebage dan Cileunyi cenderung mengalami penurunan tren indeks permintaan properti yang sangat tajam.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan bahwa area Gedebage mengalami penurunan permintaan sebesar 0,4 persen secara kuartalan dan 26,9 persen secara tahunan. Sedangkan area Cileunyi juga mengalami penurunan permintaan sebesar 7,5 persen secara kuartalan dan 36,1 persen secara tahunan.
“Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2022, Cileunyi adalah wilayah yang prospektif karena lokasinya yang sudah berada di luar kota Bandung sehingga harganya relatif jauh di bawah daerah Bandung lain sepanjang jalur Jalan Tol Purbaleunyi. Dengan pesatnya pembangunan di Bandung Timur bukan tidak mungkin area Cileunyi justru akan berkembang di masa depan,” kata Marine.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 700.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Area Cileunyi menjadi wilayah prospektif di Bandung Timur dimana saat ini median harganya berada di kisaran Rp 7 juta per meter persegi. Sementara indeks harga mengalami kenaikan sebesar 3,4 persen, sedangkan indeks suplai tahunan mengalami penurunan sebesar 6,6 persen dan indeks permintaan tahunan turun tajam sebesar 36,1 persen.
Sementara kawasan Gedebage memiliki median harga yang paling tinggi yang mencapai kisaran Rp 16,473 juta per meter persegi. Namun median harga masih bisa tumbuh karena kenaikan harga masih terjadi seiring adanya kenaikan permintaan di kemudian hari meskipun saat ini permintaan sedang turun tajam.
Sementara itu area Pasteur yang selama ini popular sebagai gerbang keluar masuk kota Bandung sepertinya mulai mengalami kejenuhan. Investor yang selama ini mengincar area Pasteur bisa menunggu untuk masuk di titik yang lebih optimal.
“Di sisi lain, warga Bandung yang mencari hunian pertama bisa melirik area Kopo karena berada di luar radar banyak pencari rumah yang lain. Kehadiran tol Soroja dan pembangunan flyover dapat mengurangi kemacetan di area Kopo,” pungkas Marine.