Indonesiainside.id, Jakarta – Bank Indonesia pada bulan Agustus 2022 secara resmi menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3,75 persen. Selain untuk menekan inflasi, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia juga akan berdampak pada kredit konsumsi, salah satunya Kredit Perumahan Rakyat (KPR) sehingga konsumen kemungkinan akan membayar cicilan lebih mahal.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan bahwa hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2022 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpikir bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan harga properti akan naik di tahun depan.
“Adanya kenaikan tingkat inflasi maupun tingkat suku bunga di tahun depan masing-masing dinyatakan oleh 70 persen responden survei sementara adanya kenaikan harga rumah dinyatakan oleh 80 persen responden. Prediksi masyarakat tersebut akan benar-benar terjadi mengingat Pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk jenis Pertalite, Solar Subsidi dan Pertamax sejak 3 September 2022 lalu,” kata Marine.
Menurut Kementerian Keuangan, kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sebanyak 1,9 persen ke inflasi tahun ini, sehingga diperkirakan inflasi di akhir 2022 akan berada di kisaran 6,6 – 6,8 persen, meningkat dari target inflasi 2022 pemerintah sebelumnya sebesar 4 – 4,8 persen.
Marine menambahkan bahwa hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2022 juga memperlihatkan bahwa jika terjadi kenaikan tingkat inflasi, 38 persen responden menyatakan akan menunda pembelian properti mereka. Sedangkan 42 persen responden menyatakan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat inflasi.
“Demikian juga halnya jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga, 2 dari 5 responden atau 40 persen menyatakan akan menunda pembelian properti mereka, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Proporsi responden yang setara menunjukkan kemungkinan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat suku bunga,” pungkas Marine.
Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika pasar properti tanah air. Survei kali ini berdasarkan 1000 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juni hingga Juli 2022.