JAKARTA – Induk usaha Rumah.com, PropertyGuru Group Limited, perusahaan teknologi properti terbesar di Asia Tenggara, mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal ketiga yang berakhir pada 30 September 2022 .
Pendapatan sebesar S$34.6 juta di kuartal ketiga 2022 meningkat 47 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kerugian bersih sebesar S$7.4 juta di kuartal ini dan EBITDA yang disesuaikan di angka positif S$5.7 juta. Ini dapat dibandingkan dengan kerugian bersih S$9.6 juta dan EBITDA yang disesuaikan di angka negatif S$1.5 juta di periode yang sama tahun lalu.
Hari V. Krishnan, Chief Executive Officer and Managing Director PropertyGuru, mengatakan, “Pencapaian kami di kuartal ketiga menggambarkan bahwa PropertyGuru telah menghasilkan kinerja bisnis yang kuat sekalipun pasar utama kami telah mulai menghadapi dampak dari kondisi ekonomi global yang menantang.”
“Di kuartal ketiga, kami telah memperkenalkan produk baru ke beberapa pasar utama kami. Di bulan Oktober kami telah mengakuisisi bidang usaha di luar listing properti, yaitu perusahaan jasa home services technology yaitu Sendhelper, menjadi bagian dari keluarga PropertyGuru,” katanya.
Krishnan melanjutkan, “Langkah ini menegaskan komitmen pada misi kami dan value proposition yang meluas ini memungkinkan kami untuk memberikan value lebih besar bagi pelanggan dalam beradaptasi dengan situasi yang berubah. Kami menyadari bahwa investasi dalam inovasi akan membantu pelanggan untuk menavigasi berbagai ketidakpastian yang sementara ini kita rasakan. Kita akan semakin menyadari bahwa perusahaan yang baik dan produk yang baik, akan semakin terasa manfaatnya di saat-saat sulit.”
Joe Dische, Chief Financial Officer PropertyGuru, menambahkan “Di kuartal ketiga, PropertyGuru telah menorehkan kinerja kuartalan yang baik, dengan pendapatan yang terus melanjutkan tren pertumbuhan, meningkat 47 persen secara tahunan, sementara pengeluaran yang lebih cermat membantu peningkatan EBITDA yang disesuaikan.”
“Kami semakin percaya diri dengan penetrasi pasar memasuki kuartal terakhir 2022, sekalipun kami memahami bahwa kondisi perekonomian saat ini yang disebabkan oleh tekanan inflasi global dan langkah-langkah kebijakan dari pemerintah dalam menghadapinya perlu terus kami pantau. Sekalipun kami cukup yakin dengan faktor fundamental bisnis dan potensi pertumbuhannya, kami memahami bahwa situasi saat ini mengharuskan kita semua untuk lebih cermat dalam keseharian operasi bisnis,” pungkasnya. (*)