Indonesiainside.id, Jakarta – Arif, pengamen Ondel-ondel, Minggu pagi itu ditemani Surip,rekannya, menyusuri Jalan Blora menuju kawasan Car Free Day di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Salah satu pasangan pengamen Ondel-Ondel Jakarta ini berangkat dari rumah mereka di Kampung Pulo, Senen, Jakarta Pusat.
Surip dan puluhan warga Jakarta lainnya di Kampung Pulo, Senen, Jakarta Pusat, menggantungkan hidup dari mengamen menggunakan simbol budaya Betawi ini.
Sudah sekitar 10 tahun keberadaan Ondel-ondel ‘turun jalan’ di berbagai tempat di Jakarta. Mereka mencari rupiah mulai dari kampung-kampung hingga jalanan protokol Jakarta. Kerap juga terlihat di Monas dan Car Free Day jalan Sudirman.
Di satu sisi, Ondel-Ondel yang digunakan untuk mengais rupiah di jalanan menuai kontroversi sebagian masyarakat.
Jazuri, budayawan Betawi di Setu Babakan menilai kegiatan mengamen dengan Ondel-ondel di jalanan seolah-olah merendahkan citra Ondel-ondel sebagai warisan budaya Betawi. “ Saat ini orang mengenal Ondel-ondel jadi agak minus, karena mereka melihat (Ondel-ondel) mengamen di jalanan,” kata Jazuri dalam sebuah wawancara televisi.
Dahulu, Ondel-ondel memang hanya dimainkan untuk memeriahkan acara khusus seperti perayaan pernikahan atau khitanan. Tarip sewa Ondel-Ondel untuk hajatan bervariasi mulai dari Rp. 300 ribu hingga Rp. 700 ribu.
Waktu berjalan, Ondel-Ondel perlahan menjadi alat untuk menarik orang memberikan rupiah atas penampilan mereka di jalanan atau di warung makan.
Sementara itu penghasilan dari mengamen sejak pagi hingga petang bisa mencapai 100-130 ribu. “Uang itu dipotong untuk ongkos bajaj dan setoran ke pengelola sanggar,” jelas Arif, pengamen Ondel-ondel. Atas tudingan merendahkan Ondel-ondel, Arif punya jawaban sendiri. “Kalau tidak (turun), anak anak tidak akan tahu dan menanyakan kepada orang tua mereka pas kita (Ondel-ondel) lewat, ibu itu apa? Gitu,” imbuh Arif.
Pengamen Ondel-ondel di jalanan Jakarta pernah dilarang oleh Pemprov DKI pada masa Gubernur DKI, Jokowi tahun 2014. Kala itu, Wakil Gubernur DKI, Ahok, mengatakan Ondel-Ondel seharusnya untuk berkesenian, bukan untuk meminta rupiah di jalanan. (Mi/Zub)

Pinggir jalan Kampung Pulo, Senen, Jakarta Pusat dipenuhi dengan Ondel-Ondel. Kawasan ini menjadi pusat sanggar dan pengamen ondel-ondel.

Seorang wanita sedang menjemur pakaian di dekat Ondel-Ondel yang memenuhi gang di kampung Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat.

Melani adalah salah satu pembuat ondel-ondel di Kampung Pulo, Senen, Jakarta Pusat. Pesanan ondel-ondel hampir setiap hari dia dapatkan. Pengerjaan untuk membuat 1 buah ondel-ondel memerlukan waktu sekitar 7 jam dengan harga sepasang Ondel-Ondel Rp. 2-3 juta.

Tofiq, penanggung jawab Kampung Ondel-ondel, memegang sertifikat resmi yang dikeluarkan oleh Pemprov DKI untuk sanggarnya.

Arif, pemeran Ondel-ondel berjalan untuk mengamen di kawasan di Jl. Blora, Jakarta.

Ondel-Ondel mengamen di tengah warga kota di kawasan Car Free Day Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Ondel-ondel menghampiri warung makan di pinggir trotoar Jl. Blora, Jakarta.

Salah satu keluarga yang hadir di Car Free Day dekat stasiun BNI City, Jakarta mengajak anak-anaknya untuk foto bersama ondel-ondel.