Indonesiainside.id, Jakarta – Padagang grosir aneka makanan ringan tahun ini mengalami penurunan penjualan sejak pandemi Covid-19. Situasi grosir makanan di Pasar Glodok, Jakarta, Rabu (6/5) jauh lebih sepi.
Mulyati, salah satu pedagang makanan ringan mengakui penurunan omset penjualan. “Tahun lalu, pemasukan per hari bisa jutaan rupiah. Sekarang jauh berkurang, paling Rp. 200 – 250 ribu per hari,” tutur Mulyati.
Pada bulan Januari sampai Februari, menurut Mulyati, penjualan masih berjalan normal dan pemasukan masih juga berjalan normal. “Memasuki Maret atau ketika Covid-19 menyebar, pemasukan mulai menurun, ” ujar pemilik toko Shadam Jaya itu.
Karena tidak menggunakan sistem penjualan daring, Mulyati merasakan dampak yang lebih besar ketimbang mereka yang berjualan secara daring. “kalou yang online mah mungkin ngga terlalu terasa ya, kalo kita mah di toko ini nunggu pelanggan aja, kalau ada ya syukur, kalo ngga ada ya mau gimana,” tutur Mulyati.
Penutupan pertokoan lebih dini juga menjadi salah satu faktor menurunnya pendapatan. Jika sebelum pandemi toko dibuka sampai jam 4 sore, saat ini toko hanya dibuka sampai jam 2 siang. (Mi)

Salah satu toko makanan ringan di Jl. Pancoran, Jakarta Barat, Rabu (6/5).

Aneka makanan ringan berada di sebuah toko di Pasar Glodok, Jakrta, Rabu (6/5).

Seorang pedagang makanan ringan melayani pembeli di Pasar Glodok, Jakrta, Rabu (6/5).

Sudut grosir makanan ringan di Pasar Glodok, Jakarta, Rabu (6/5).

Mulyati saat sedang membungkus makanan ringan di tokonya, di Pasar Glodok, Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Karyawan grosir makanan ringan berada di tokonya di Pasar Glodok, Jakrta, Rabu (6/5).

Pedagang sedang membungkus makanan ringan di tokonya, di Pasar Glodok, Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Situasi grosir makanan ringan di lantai dasar Pasar Glodok, Jakarta Barat, Rabu (6/5/2020).