Oleh : Eko P |
Pemerintah Malaysia menepati janjinya dengan melakukan kebijakan penggratisan tarif tol. Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesiainside.id, Jakarta — Di Indonesia para pengguna jalan tol menghadapi beban berat karena meski akses jalan tol dibangun namun tarifnya mencekik leher. Tak heran misalnya untuk tol trans jawa pengemudi kendaraan memilih kembali ke jalur umum.
Begitupula dengan tarif tol integrasi yang disebut menguntungkan bagi pengguna. Ironisnya banyak pengguna tol jarak pendek malah merasa terbebani karena harus membayar lebih mahal.
Kebijakan berbeda diterapkan pemerintah Malaysia. Dibawah pimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, masyarakat bakal menikmati tarif tol gratis dan berdiskon.
Tak tanggung-tanggung, diskonnya sampai 30 persen di jam-jam tertentu. Alasannya, hal itu untuk mengurangi beban hidup pengguna jalan tol.
“Ini sebagai langkah pemerintah untuk mengurangi biaya hidup pengguna tol. Sebagai langkah pertama pemerintah telah memulai proses perundingan dengan Gamuda Berhad untuk mengambil alih konsesi tol dimana perusahaan tersebut memegang saham mayoritas,” demikian siaran pers Kantor Perdana Menteri Malaysia, seperti dilansir Malaysiakini, Minggu (24/2).
Pemerintah Pakatan Harapan Malaysia menunaikan janjinya dalam manifesto Pemilu 2018 untuk mengambil alih konsesi tol atau lebuhraya bertol sekaligus menghapuskan pembayaran jalan raya tersebut secara bertingkat menurut perjanjian konsesi.
“Memang merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menemukan cara menyelesaikan masalah rakyat,” kata Pemimpin Pemuda Pakatan Harapan, Syed Abdul Rahman.
Kemarin, lanjutnya, pemerintah mengumumkan telah memulai proses negosiasi dengan pemegang saham utama dari empat jalan raya, Gamuda Berhad.
Jalan tol itu adalah Damansara Puchong Highway (LDP), Sistem Dispersal Lalu Lintas KL Barat (Sprint), Shah Alam Expressway (Kesas) dan Smart Tunnel.
Dengan keberhasilan pengambilalihan tersebut pemerintah Malaysia menghapuskan mekanisme pengutipan atau pembayaran tarif tol yang ada.
Sebagai gantinya akan diterapkan “biaya kemacetan ” atau congestion charge yang akan diperkenalkan yaitu pengguna jalan tol hanya akan dikenai pembayaran kemacetan untuk waktu puncak lalu lintas selama enam jam sehari.
Biaya tol dihapuskan sama sekali pada jam sepi antara pukul 11.00 malam hingga 05.00 pagi dengan bebas pemakaian jalan tol alias gratis.
“Antara jam 11 malam dan 5 pagi, para pengguna jalan raya secara gratis. Pada jam perjalanan normal lainnya, penumpang akan menikmati potongan harga hingga 30 persen dibandingkan dengan tarif tol yang ada,” katanya.
Mahathir menambahkan pendapatan yang dikumpulkan dari biaya kemacetan akan digunakan untuk operasi dan pemeliharaan jalan raya dan juga pembayaran pinjaman.
Sementara surplus yang dikumpulkan dari dana itu akan disalurkan untuk transportasi umum demi meningkatkan kualitas transportasi umum di Malaysia. Rincian lebih lanjut terkait simulasi yang diusulkan akan diumumkan oleh Menteri Keuangan pada waktu yang tepat. (EPJ)