Oleh: Anisa Tri Kusuma |
Generasi milenial yang mengalami gangguan jiwa bisa muncul diakibatkan situasi ekonomi, pencitraan di media sosial, tuntutan akademis dan pekerjaan, serta hubungan emosional yang kurang baik dengan orang lain
Indonesiainside.id, Jakarta — Para milenial disebut lebih rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi, yang lebih tinggi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Beberapa hal yang dihubungkan dengan meningkatnya tendensi gangguan jiwa pada generasi milenial, di antaranya penggunaan media sosial, sikap perfeksionis, dan berbagai faktor lainnya.
Menurut artikel yang dilansir dari laman Psychology Today, angka kejadian gangguan jiwa didapatkan meningkat pada generasi milenial. Khususnya gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, penggunaan zat yang tidak tepat, dan perilaku menyakiti diri sendiri. Berdasarkan data yang didapat dari penelitian tersebut, sebagian besar dari generasi milenial yang mengalami gangguan jiwa mengatakan bahwa kondisi mereka muncul diakibatkan situasi ekonomi, biaya pendidikan, pencitraan di media sosial, tuntutan akademis dan pekerjaan, serta hubungan emosional yang kurang baik dengan orang lain.

Berikut beberapa gangguan jiwa yang harus diwaspadai oleh para generasi milenial
1. Gangguan Bipolar
Gangguan kejiawaan yang satu ini biasanya sangat mudah kita temui. Orang yang bipolar biasanya dipengaruhi adanya rasa stres, depresi, hingga frustasi karena memiliki tekanan hidup yang berat. Ia menjadi sangat sensitif dan bisa mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba.
Seperti sedang asyik kumpul bareng teman, dan ikut tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba menjadi sedih dan murung, atau yang tadinya sedang marah besar tiba-tiba jadi tersenyum bahagia. Apa kamu pernah mengalami hal demikian?
2. Gangguan Kecemasan
Terlalu mengkhawatirkan sesuatu ternyata bisa membuat ketahanan mental juga terganggu. Pasalnya ketika seseorang merasakan kecemasan yang berlebihan, tubuh pun akan bereaksi ditandai dengan denyut nadi yang meningkat, keringat dingin, gemetar dan lainnya. Tidak hanya itu, gangguan kecemasan yang terlalu berlebihan juga bisa menjadikan seseorang merasa panik dan selalu ketakutan. Hal tersebut juga bisa menggangggu aktivitas sehari-hari karena sulit untuk dikendalikan.
3. Anoreksia/Bulimia Nervosa
Gangguan kejiwaan yang satu ini biasanya sering dialami oleh para wanita yang tak pernah puas akan berat badannya. Dengan demikian ia akan mengalami depresi serta kecemasan yang intens ketika bercermin atau melihat timbangan, dan gangguan tersebut biasanya dinamakan Anoreksia Nervosa. Lain lagi ketika seseorang tak mempedulikan makanan yang ia makan dan sebanyak apapun, namun selanjutnya akan ia muntahkan kembali secara paksa, atau bahkan dengan bantuan obat pencahar. Gangguan tersebut biasa disebut Bulimia Nervosa.
4. Gangguan Antisosial
Gangguan yang satu ini biasanya sering dijumpai oleh anak-anak muda, dan termasuk ke dalam gangguan kepribadian. Gangguan jiwa ini juga biasa disebut sociopathy. Penderita biasanya selalu memasang raut wajah yang sinis, kurang empati, atau merasa ‘bodo amat’ terhadap sesuatu disekitarnya, bahkan kerap menghina penderitaan orang lain, sehingga gangguan jiwa seperti ini jelas sulit untuk beradaptasi dalam lingkungan atau masyarakat.
5. Gangguan Self Injury/Membahayakan Diri Sendiri
Jika ada orang yang ketika kesal atau emosionalnya sedang tidak dapat dikendalikan, akan melampiaskan kekesalan dengan melempar atau merusak barang yang ada di sekitarnya. Namun lain halnya dengan gangguan yang satu ini. Gangguan ini biasa dilakukan oleh penderita ketika ia mengalami suatu emosional yang mengganggu pikiran dan hatinya, lantas ia akan melukai dirinya sebagai pereda emosionalnya tersebut.
Penderita gangguan ini juga kerap memiliki tingkat keagresifan yang tinggi, sangat sensitif dan membenci dirinya sendiri, sulit untuk mengendalikan emosi, dan hal tersebut biasanya dipicu karena stres berat.
6. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
Gangguan ini biasanya dialami seseorang di mana ia mengalami kejadian yang membuatnya sangat ketakutan dan menjadi tak nyaman.
Tidak hanya itu, kejadian yang menakutkan tersebut tidak hilang begitu saja, melainkan terus terngiang-ngiang dan menjadi memori kelam yang membuat penderitanya stres dan trauma. Seperti pernah mengalami pelecahan seksual, atau setelah berusaha menyelamatkan diri dari bencana alam, bahkan kasus yang sepele seperti ketakutan terhadap barang yang sebelumnya membuatnya menderita.
7. Psikopat
Diketahui, gangguan jiwa yang satu adalah gangguan kejiawaan yang paling mengerikan. Pasalnya gangguan tersebut akan memengaruhi penderitanya dan terobsesi untuk merugikan bahkan melukai orang lain. Tidak hanya itu, orang dengan gangguan psikopat biasanya tidak punya rasa empati, pendendam, sangat mudah emosi, mempunyai banyak trik-trik pintar, dan selalu membuat masalah. Orang psikopat juga dinilai sangat cerdas, jarang ingin bersosialisasi serta bisa menyembunyikan dirinya dari keramaian.
Soal ia bisa merugikan orang lain memang kerap dilakukannya, karena hal tersebut bisa memuaskan dirinya, bahkan tanpa ada rasa menyesal sedikit pun.
Faktor Teknologi dan Perfeksionisme
Walaupun kemajuan teknologi sangat menonjol di era modern ini, media sosial juga dapat memiliki dampak bagi kesehatan mental. Sebagian besar generasi milenial dikenal paling aktif dalam menggunakan berbagai media sosial. Hal ini bisa menjadi hal yang positif, namun terkadang, penggunaan media sosial membuat seseorang menjadi lebih mudah membandingkan hidupnya dengan orang lain, dan ini dapat memengaruhi kesehatan jiwa. Orang yang merasa bahwa kehidupan orang lain jauh lebih baik darinya dapat merasa rendah diri saat berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, orang tersebut juga dapat menjadi tidak percaya diri, depresi, serta cemas.
Sebuah penelitian baru yang dilakukan di Inggris dan dipublikasikan di jurnal Psychological Bulletin menemukan bahwa generasi milenial memiliki tingkat perfeksionisme yang tinggi. Mereka juga memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap berbagai hal di sekitarnya. Sejak sekitar tahun 1980, pemerintah dan berbagai komunitas di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan negara-negara lainnya berupaya meningkatkan fokus terhadap peningkatan mutu individual, baik dalam ruang lingkup ekonomi maupun sosial. Bersamaan dengan itu, banyak orang terus mencoba untuk memperbaiki diri dan berjuang mencapai peningkatan mutu diri, terutama dalam hal edukasi, karier, serta posisi sosial.
Menangani Gangguan Jiwa
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh generasi milenial yang merasa mengalami keluhan yang menyerupai gangguan jiwa? Salah satu hal pertama yang dapat dilakukan adalah bercerita kepada anggota keluarga atau teman terdekat. Biasanya, orang yang paling mengenali diri anda dapat membantu untuk mencari solusi bersama-sama. Lantas, bagaimana bila tidak memiliki teman bicara?
Saat ini sudah ada berbagai komunitas penanganan depresi dan pencegahan bunuh diri yang dapat diakses 24 jam. Sangat disarankan juga untuk berkonsultasi dengan dokter secara langsung. Nantinya dokter dapat melakukan wawancara medis yang mendetail dan pemeriksaan fisik secara langsung untuk membantu menentukan penyebab dan penanganan yang paling tepat.
Selanjutnya, selalu berupaya untuk menjalani pola hidup sehat juga penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan hasil riset yang ada, generasi milenial disebut lebih rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda dari gangguan jiwa karena deteksi dini dapat mempercepat pemberian penanganan yang tepat bagi orang tersebut. (Kbb)