Indonesiainside.id, Jakarta – Pemerintah jujur mengakui kesulitan untuk mendapatkan alat rapid test atau tes cepat Covid-19. Hal ini karena barang ini menjadi rebutan semua negara yang dilanda wabah virus corona.
“Banyak negara memperebutkan alat-alat yang berhubungan dengan penanganan pandemi ini,” kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Senin(6/4).
Pemerintah memprioritaskan dokter, perawat beserta keluarganya untuk melakukan rapid test dan juga masyarakat yang menjadi korban tak langsung ataupun berpotensi terdampak virus tersebut.
“Presiden meminta kepada gugus tugas dan Kemenkes untuk meningkatkan kemampuan rapid test, memang kita sadari tidak mudah,” kata Doni Monardo.
Itu sebabnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan agar laboratorium di Indonesia meningkatkan kemampuan melakukan pemeriksaan dengan PCR dan teknik lain.
“Kami gugus tugas beberapa hari lalu telah mengundang kepala Eijkman untuk menerima bantuan dana sebesar Rp14 miliar yang diharapkan lembaga Eijkman bisa segera mungkin bisa meningkatkan kemampuan dalam pemeriksaan,” kata Doni.
Sebelumnya, Indonesia hanya mendapatkan 500 ribu alat rapid test dari Cina. Alat tersebut disebar ke seluruh wilayah di Indonesia.
Pemerintah Turki pun menawarkan rapid test atau alat tes cepat kepada pemerintah Indonesia untuk mendeteksi virus korona.
Lalu Muhammad Iqbal, Duta Besar Indonesia untuk Turki, mengatakan tawaran itu telah disampaikan pemerintah Turki melalui Kedutaan Besar Indonesia di Ankara.
“Saya sudah teruskan tawaran (dari Turki) Karena otoritas terkait di Indonesia yang lebih tahu kebutuhan di lapangan,” ujar Iqbal saat dihubungi Anadolu Agency.
Iqbal mengatakan rapid test milik Turki telah melalui serangkaian uji langsung dari genes yang dibawa dari Cina dan membuat Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa tertarik untuk membelinya.
“Sudah banyak negara yang memakainya,” ujar Iqbal.
Berdasarkan informasi, alat pendeteksi virus korona atau Covid-19 milik Turki ini memiliki tingkat akurasi mencapai 96 hingga 100 persen.
Sejumlah negara yang telah menggunakan tes cepat dari Turki antara lain Italia, Polandia, Inggris, AS, Ukraina, Iran, Pakistan, Georgia, Qatar, dan negara-negara lainnya. (EP/aa)