Indonesiainside.id, Kendari – Dua perusahaan asal Cina yang bergerak di bidang smelter nikel di Sulawesi Tenggara (Sultra), PT Virtue Dragon Nickel Industry (PT VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (PT OSS), menyumbangkan ribuan peralatan rapid test kepada Pemprov Sultra terkait penanganan virus corona jenis baru (Covid-19).
Kedua perusahaan tesebut diketahui akan mendatangkan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina yang terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Selain alat rapid test, keduanya juga memberikan ratusan ribu masker dan ribuan alat pelindung diri (ADP).
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan, investor perusahaan asal Cina yang bergerak di pemurnian nikel itu memberikan bantuan sebanyak 7.500 alat rapid test. Sebelumnya, 25 April 2020 lalu, perusahaan itu juga menyerahkan bantuan sebanyak 2.000 alat rapid test kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra sehingga total bantuannya tercatat 9.500 unit.
“Harapan kami dengan deteksi awal melalui rapid tes dapat memutuskan rantai virus corona dan tolong didistribusikan sesuai permintaan dan kebutuhan 17 kabupaten/kota. Insya Allah kami siap membantu Gugus Tugas Covid-19 Sultra sampai kapanpun sesuai kemampuan kami, ” kata Humas Development PT VDNI Indrayanto, dilansir Antara, Senin (4/5).
Alat rapid test bantuan itu diserahkan di posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sultra yang diterima Koordinator Alkes Satgas Kesehatan GugusTugas Covid-19 Sultra dr Irma Tamburaka.
“Kami berterima kasih kepada PT VDNI, atas tambahan bantuan sebanyak 7.500 alat rapid test ini,” katanya.
Hingga Ahad (3/5), stok rapid test di Gugus Tugas sudah habis, sementara permintaan dari 17 kabupaten/kota cukup banyak. “Sekali lagi saya terharu dan bangga atas ketulusan dan kepedulian PT VDNI membantu masyarakat Sultra,” kata dr Irma Tamburaka, mantan Kepala Puskesmas Palangga Konawe Selatan itu.
Kurva pandemi Covid-19 diklaim terus menanjak sehingga Satgas Gugus Tugas berharap masyarakat taat dan patuh kepada imbauan dan aturan pemerintah. Di lain sisi, ada kebijakan pemerintah setempat yang mengizinkan kedatangan 500 TKA asal Cina ke daerah tersebut.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Teuku Riefky, dan dan Fraksi NasDem, Willy Aditya, mengkritik keras langkah pemerintah memberi izin 500 TKA Cina bekerja di PT VDNI Morosi Konawe.
Riefky menyayangkan pemberian izin itu karena diberikan tak jauh setelah buruh nasional merayakan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei. Terlebih lagi Keadaan lingkungan kerja buruh Tanah Air tengah sulit di tengah tren ekonomi yang memburuk.
“Sepatutnya pemerintah dapat menunjukkan empatinya, bukan malah menyebabkan guncangan sosial dengan mengizinkan TKA masuk ke Indonesia,” kata Riefky di Jakarta, Ahad (3/5).
Dalam situasi pandemi Covid-19, kata dia, pemerintah seharusnya mengambil kebijakan terhadap 500 TKA itu. Sebab, pemerintah Sultra pun telah menyatakan penolakan terhadap kedatangan mereka.
“Keputusan Pemda Konawe yang menolak kedatangan TKA tersebut harus dilihat oleh pemerint pusat sebagai usaha pemeliharaan konsistensi PSBB di berbagai daerah di Indonesia. (Aza/Ant)