Indonesiainside.id, Berlin – Beberapa minggu setelah wabah Covid-19, orang-orang di Jerman terlihat mengenakan masker pelindung yang menjuntai di leher mereka, siap untuk ditarik, atau sudah menutupi sebagian wajah mereka. Sejak pandemi corona, semua warga Jerman dihimbau menggunakan masker wajah.
Memakai masker menjadi kewajiban warga jika ingin memasuki toko atau ketika menggunakan transportasi umum Tetapi banyak orang di Jerman masih skeptis tentang kewajiban pakai masker, lansir laman dw.com.
Terlepas dari masalah kesehatan, alasan agama mungkin juga berperan dalam skeptisisme itu. Ada keraguan di antara beberapa orang di masyarakat tentang kerudung pada umumnya. Dalam beberapa tahun terakhir di Jerman dan Eropa Tengah, jilbab, kerudung dan pakaian wanita Muslim yang menutupi seluruh tubuh sering menjadi topik perdebatan.
Namun sekarang, semua orang di Jerman harus mengenakan masker, setidaknya di toko-toko dan di transportasi umum. Harus diakui, masker yang dijual di sini tidak secanggih di negara lain. Di seluruh Asia, berbagai masker ditawarkan, ada yang diinovasi dengan filter serbuk sari, pelembab udara kering dan bahkan wangi dengan berbagai wewangian.
Di Jepang, orang memakainya sebagai hal biasa karena pertimbangan untuk orang lain. Mereka telah mengenakan masker untuk membantu memerangi kuman yang mengancam jiwa sejak kemunculan pandemi lainnya, seperti flu Spanyol antara 1918 dan 1920. Masker pertama kali dibuat dari kawat yang ditutupi dengan kain, awalnya digunakan oleh pekerja di industri berat.
Regulasi kebersihan yang lebih ketat muncul di Jerman pada akhir 2003, selama pandemi SARS. Pihak berwenang secara resmi menyarankan orang untuk mencuci tangan dengan seksama, kamar mandi umum dilengkapi dengan dispenser desinfektan. Namun, tidak diwajibkan memakai masker.
Namun di Asia, dengan pengalamannya tentang SARS dan MERS, jumlah orang yang memakai masker meningkat secara signifikan. Setelah wabah flu burung di Asia pada tahun 2006, dewan kota Hong Kong menyediakan 20.000 paket masker untuk rumah tangga.
Tiga tahun kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar masker dipakai sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi H1N1 di ruang publik yang ramai. (CK)