Rasulullah SAW tumbuh sebagai seorang miskin, dan tentu saja latar belakang ini membuat Rasulullah tumbuh menjadi orang yang peka dan peduli terhadap fakir dan miskin.
Terlebih ketika beliau sudah menjadi kaya raya dengan kekayaan yang tidak bisa dianggap enteng atau dianggap kecil. Sifat beliau yang sangat terkenal bahkan sebelum menjadi Nabi adalah menyayangi orang-orang yang kesulitan dalam hidupnya.
Dari ungkapan Ummul Mukminin Khadijah RA ketika Rasulullah SAW pertama kali mendapatkan wahyu, bisa kita dapatkan gambaran sosok Rasul yang begitu sayang kepada orang-orang yang lemah, terlebih fakir miskin.
Khadijah RA waktu itu menggambarkan sosok Nabi ketika diselumuti keraguan pada peristiwa turunnya wahyu. Khadijah mengatakan, siapakah engkau? Semua orang mengenal engkau sebagai orang yang menolong orang kesulitan, meringankan kewajiban orang orang yang fakir, miskin, lemah, dan seterusnya.
Dikatakan bahwa di Makkah tidak ada orang yang tidak bergantung kepada Rasulullah SAW. Dalam arti tidak ada yang tidak mendapatkan sentuhan dan kebaikan dari Rasulullah SAW. Orang-orang yang miskin akan mendapatkan santunan. Orang-orang lemah mendapatkan bantuan, dan orang yang kuat akan mendapatkan perlakuan persahabatan, serta pertemanan yang begitu luar biasa dari Rasulullah.
Karena itulah Rasulullah dalam hidupnya mengutamakan fakir dan miskin, bahkan dalam setiap apa yang beliau miliki. Ketika beliau memiliki harta, mendapatkan bagian dari ghanimah (rampasan perang) dan lain sebagainya, maka beliau akan mendahulukan fakir miskin.
Cara hidup beliau dengan keluarganya pun menunjukkan hal itu. Rasulullah akan membagikan nafkah istri-istrinya setelah mencukupi kebutuhan orang-orang miskin di sekitarnya. Rasul kita adalah orang yang begitu sayang kepada fakir miskin. (Aza/Muhajir)