Hubungan Rasulullah dengan anak-anak adalah hubungan pendidikan. Rasulullah SAW selalu menunjukkan bagaimana cara mendidik anak dengan baik, memperlakukan anak dengan baik, dan berkomunikasi dengan baik.
Suatu ketika, contohnya, Rasulullah SAW sedang menjamu para sahabatnya atau berada dalam sebuah jamuan bersama para sahabatnya. Beliau kala itu meminum minuman, sementara di sebelah kanan beliau, ada seorang anak kecil. Disebutkan dalam sebuah riwayat adalah Abdullah Ibnu Abbas, sementara di sebelah kirinya adalah Abu Bakar, dan kemudian para sahabat senior.
Kemudian setelah meminum, beliau berkata kepada Abdullah Ibnu Abbas yang pada saat itu usianya belum 10 tahun, masih sangat kecil.
“Wahai Ibnu Abbas, maukah engkau, bersediakah engkau, relakah engkau Apabila minuman ini kuberikan yang kepada lebih tua darimu?”
Tentu saja Rasulullah SAW mengatakan hal itu kepada Ibnu Abbas karena posisi Ibnu Abbas di sebelah kanan beliau, dan beliau selalu memulai sesuatu dari kanan. Sementara di sebelah kiri beliau, adalah orang yang lebih senior, lebih pantas katakanlah- untuk mendapat giliran lebih dulu, daripada Ibnu Abbas yang masih anak-anak.
Tetapi apa yang kita dapatkan, bahwa anak-anak di masa Rasulullah terdidik dengan hebat. Mereka mengerti posisi mereka sebagai anak-anak, tapi mereka juga mengerti apa yang menjadi hak mereka ketika itu, tidak mungkin digantikan dengan apa pun.
Abdullah Ibnu Abbas kala itu berkata, “Ya Rasulullah, aku tidak akan mendahulukan siapa pun atas hakku untuk mendapatkan ini darimu.”
Abdullah Ibnu Abbas mengatakan itu, tidak rela Rasulullah menggilir minuman itu kepada Abu bakar di sampingnya, meskipun lebih tua darinya. Abdullah Ibnu Abbas merasa bahwa ketika dia mendapat giliran setelah Rasulullah itu, fadilah atau keutamaan yang tidak mungkin tergantikan dengan apa pun.
Antara adab dan kemandirian. Antara mengerti apa yang harus dihormati dan haknya yang harus didapatkan. Demikianlah anak-anak kecil bersama Rasulullah. (Aza)