Indonesiainside.id, Tokyo – Mengenakan masker menjadi semakin umum selama pandemi virus corona. Tetapi, menurut Asosiasi Pediatrik Jepang, masker tidak boleh digunakan untuk anak-anak di bawah usia dua tahun.
Pedoman virus corona di Jepang, mendorong orang untuk memakai masker. Namun badan medis memperingatkan para orang tua untuk tidak mengenakannya pada bayi karena itu membuat sulit untuk melihat perubahan warna wajah, ekspresi, dan pernapasan.
“Ada kemungkinan bahwa masker menyulitkan bayi untuk bernapas dan meningkatkan risiko stroke panas,” kata asosiasi medis Jepang dalam sebuah selebaran, yang dilansir oleh CNN.
Bayi memiliki saluran udara yang lebih sempit dan masker dapat membuatnya lebih sulit untuk bernapas, dan menambah beban pada paru-paru mereka. Ada juga peningkatan risiko mati lemas, terutama jika anak kecil muntah di balik masker.
Bayi memiliki risiko yang relatif rendah untuk infeksi virus corona, dan asosiasi tersebut menyimpulkan bahwa masker tidak diperlukan untuk bayi di bawah dua tahun. Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan bahwa keadaan darurat nasional negara itu berakhir, Senin (25/5).
Namun, Abe memperluas larangan bepergian ke 111 negara yang berlaku Rabu (27/5), termasuk Amerika Serikat (AS), India, dan Afrika Selatan. Daftar larangan diperluas oleh 11 negara minggu ini dan melarang warga negara asing yang tinggal di negara-negara tersebut memasuki Jepang. Namun warga Jepang masih diizinkan memasuki negara itu, meskipun mereka harus menjalani tes medis dan karantina sendiri selama 14 hari.
Jepang sekarang memiliki total 16.581 kasus yang dikonfirmasi dan hanya 830 kematian terkait dengan virus corona, menurut angka terbaru dari Universitas Johns Hopkins. (CK)