Indonesiainside.id, Jakarta – Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Jerman, Denmark, dan Amerika Serikat (AS), menarik semua referensi guna menyediakan berbagai langkah untuk merinci kualitas tidur. Menurut psikiater Henning Johannes Drews dari Center for Integrative Psychiatry, metode mereka sangat tepat, terperinci dan komprehensif untuk merinci kualitas tidur pada banyak tingkatan.
Dalam empat malam, selama dua akhir pekan berturut-turut, selusin pasangan heteroseksual yang sehat berusia antara 18 dan 29 menjadi relawan untuk penelitian tersebut. Mereka ditempatkan untuk tidur bersama pasangan, dan sebagian lagi tidur sendirian atau terpisah dari pasangan.
Sebelumnya, semua sukarelawan diwajibkan menjawab kuesioner tentang hubungan mereka sebelum datang malam itu, termasuk kuis yang mencatat gairah masing-masing untuk pasangan mereka. Kemudian lampu mati dan kabel mulai menyala untuk malam yang panjang, guna mengukur gelombang otak, aktivitas jantung, gerakan, dan ketegangan otot para relawan.
Semua data kuisioner sebelumnya, ditambahkan ke indikasi yang cukup jelas bahwa tidur bersama menghasilkan 10 persen lebih banyak hilangnya kesadaran yang menyegarkan, dan disebut sebagai tidur Rapid Eye Movement (REM). Keadaan istirahat yang solid ini biasanya dimulai sekitar satu setengah jam setelah Anda tertidur, dan dilengkapi dengan waktu pertunjukan malam pribadi Anda sendiri yang disebut mimpi.
Tidak hanya menghibur untuk mencoba mengingat hari berikutnya, mimpi semacam ini adalah jaringan istimewa untuk mengonsolidasi ingatan, sambil meningkatkan pengaturan emosi dan meningkatkan koneksi sosial. Dengan kata lain, saat tidur mungkin membuat Anda merasa berenergi, mendapatkan banyak tidur REM yang sangat penting untuk menjaga otak Anda dalam urutan kerja yang baik.
Dilansir dari laman sciencealert.com, penelitian itu juga menemukan bahwa siklus tidur bersama pasangan itu selaras. Hal ini terutama bagi mereka yang dievaluasi bahwa berada dalam hubungan yang penuh kasih. Tidur bersama tampaknya menyebabkan tubuh masing-masing pasangan bergerak sedikit lebih banyak dari biasanya, tetapi gerakan yang meningkat itu tampaknya tidak mengganggu kualitas tidur dengan cara apa pun.
Studi ini menunjukkan fakta bahwa meningkatkan kualitas tidur adalah tanda yang cukup meyakinkan bahwa bagi banyak pasangan, memiliki pasangan yang dekat di malam hari lebih baik daripada tidur sendiri. Hanya ada 24 orang yang terlibat dalam penelitian ini, semuanya muda dan sehat tanpa masalah tidur yang mengganggu. Mereka juga sudah tidur bersama, mengesampingkan orang-orang yang lebih suka tidur sendiri, atau mereka yang tidak terbiasa tidur dengan orang lain. (NE)