Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Persatuan Ulama Dunia, Dr. Ahmed Al-Raisuni, mendukung langkah tegas Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan, mengembalikan Masjid Agung atau Hagia Sophia ke fungsi awalnya, yakni masjid. Perubahan status Hagia Sophia dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk yang sekuler karena sebelumnya bangunan ikonik ini adalah masjid yang terpelihara selama masa kekhalifahan Ustmaniyyah.
“Langkah yang diambil oleh kehakiman Turki dan presiden Turki bukanlah untuk mengubah gereja menjadi masjid, seperti yang dikatakan beberapa orang, tidak juga untuk mengubah gereja menjadi museum, juga tidak untuk menutup gereja, melainkan untuk mengubah masjid ini memiliki fungsi ibadah,” kata Al-Raisuni seperti dikutip laman resmi Internasional Union for Muslims Scholars (IUMS), Rabu (15/7).
Al-Raisuni menambahkan, langkah Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sama sekali tidak merugikan umat Kristen. Status Hagia Sophia lebih terhormat jika diubah menjadi masjid, karena dengan begitu nama Allah akan disebut di dalamnya. Berbeda jika hanya sekedar museum, Hagia Sophia hanya menjadi tontonan para wisatawan.
Ulama asal Maroko itu mengatakan, seharusnya umat Kristen maupun pemimpin di negara-negara barat menerima keputusan Erdogan, karena Hagia Sophia kembali ke sifat keagamaan dan fungsi aslinya yakni untuk ibadah dan pendidikan.
Dia menjelaskan, peristiwa mengubah gereja ke masjid adalah peristiwa yang telah berlalu lima setengah abad lebih. Sehingga tidak pas jika para pemimpin gereja dan dunia mengkritik langkah Erdogan. Hagia Sophia juga merupakan wakaf dari Sultan Muhammad Al-Fatih dari Kekhalifahan Utsmaniyah.
“Apa yang terjadi hari ini tidak lebih dari membuka kembali masjid dan mengembalikannya ke fungsinya. Jadi jika ada kemarahan atau keberatan dari siapa pun itu patut dipertanyakan, terutama karena ini adalah masalah internal Turki,” ucap Al-Raisuni.
Dia menegaskan, jika para pemimpin gereja mengkritik langkah Erdogan mengubah gereja menjadi masjid, hal itu akan memaksa umat Islam membuka lembaran sejarah. “Ada beberapa masjid di negara-negara barat telah diubah menjadi gereja, seperti masjid Andalusia, masjid Sisilia, masjid di Rusia, masjid Cordoba dan masjid-masjid Yugoslavia,” katanya.
Dia lalu meminta tanggapan para pengkritik Erdogan jika Hagia Sophia diubah menjadi tempat teater, gedung opera, atau bioskop. “Apakah anda akan marah? Atau apakah anda akan diam? Atau anda akan bertepuk tangan?” ucap dia. Al-Raisuni menegaskan, Hagia Sophia saat ini sudah lebih baik, karena diubah menjadi tempat di mana nama Tuhan diagungkan.(EP)