Indonesiainside.id, Istanbul – Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu (25/7), mengutuk pernyataan oleh para pejabat Yunani, dan memprotes pembakaran bendera Turki di Yunani. Aksi di Yunani itu terjadi dalam rangka memprotes pelaksanaan shalat Jumat pertama umat Islam pertama dalam sembilan dekade di Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul.
“Yunani sekali lagi menunjukkan permusuhannya terhadap Islam dan Turki dengan bereaksi berlebihan terhadap Masjid Agung Hagia Sophia dibuka untuk shalat,” kata juru bicara kementerian, Hami Aksoy dalam sebuah pernyataan tertulis.
Kritik Yunani terhadap konversi Hagia Sophia menjadi masjid setelah beberapa dekade sebagai sebuah museum, menggarisbawahi hubungan tegang antara Yunani dan Turki. Lonceng gereja di Yunani berdentang pertanda berkabung di seluruh Yunani pada Jumat kemarin, ketika Presiden Turki Tayyip Erdogan meresmikan Masjid Agung Hagia Sophia.
Dalam sebuah pesan yang menandai peringatan ke-46 Yunani untuk pemulihan demokrasi, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyebut Turki sebagai pembuat onar, dan konversi itu adalah penghinaan terhadap peradaban abad ke-21. Momen bersejarah pada Jumat di Hagia Sophia menyegel ambisi Erdogan untuk memulihkan kembali ibadah umat Muslim di situs ikonik itu.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan sangat mengutuk pernyataan bermusuhan oleh pemerintah Yunani dan anggota parlemen, untuk menggerakkan publik, dan pembakaran bendera Turki di kota Yunani Thessaloniki. “Hagia Sophia dibuka untuk shalat sebagai masjid sesuai dengan kehendak rakyat Turki dan milik Turki seperti semua aset budaya di negara itu,” kata Kementerian Luar Negeri Turki, yang dilansir Arab News.
Yunani dan Turki tidak sepakat tentang berbagai masalah mulai dari wilayah udara hingga zona maritime, dan memecah etnis Siprus. Minggu ini mereka juga bertukar tudingan tentang pembatasan kontinental mereka di Mediterania timur, daerah yang dianggap kaya akan sumber daya alam. (NE)