Indonesiainside.id, Paris–. Prancis memerintahkan penutupan sementara sebuah masjid di luar Paris pada Selasa sebagai bagian dari tindakan keras terhadap orang-orang yang diduga menghasut kebencian. Sentimen anti-Muslim menyusul insiden pemenggalan kepala seorang guru karena telah memprovokasi korban yang menghina Islam dengan memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW pekan lalu.
Pihak berwenang mengumumkan akan menutup sebuah masjid di pinggiran Paris yang seolah-olah sebagai upaya untuk memerangi gerakan radikal setelah pihak berwenang menahan sekitar 15 orang di bawah operasi yang menargetkan anggota jaringan ekstremis di ibu kota. Kementerian Dalam Negeri menyatakan, Masjid Agung de Pantin yang mampu menampung sekitar 1.500 jemaah shalat akan ditutup selama enam bulan berlaku efektif malam ini (waktu setempat).
Perintah enam bulan itu “dengan tujuan tunggal untuk mencegah tindakan terorisme”, demikian bunyi pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Kepala Departemen Seine-Saint-Denis. Penyelidikan pembunuhan mengungkapkan pada hari Selasa bahwa pria yang memenggal kepala Paty telah melakukan kontak dengan orang tua yang memimpin kampanye online melawan guru tersebut.
Terobosan dalam kasus ini terjadi ketika Presiden Emmanuel Macron menjanjikan lebih banyak tekanan setelah berhari-hari melakukan tindakan keras yang mengakibatkan lebih dari selusin penangkapan, masjid diperintahkan ditutup, dan kelompok pro-Hamas diperintahkan dibubarkan. “Sesama warga kami mengharapkan tindakan,” kata Macron dikutip Aljazeera saat berkunjung ke pinggiran kota Paris dan menekankan tindakan ini akan ditingkatkan.
Kepala Masjid Panin, M’hammed Henniche, akhir pekan kemarin mengungkapkan penyesalannya karena membagikan video tersebut di media sosial. Terlebih setelah diketahui Paty menjadi korban intimidasi keji secara online bahkan sebelum ia dibunuh.
Dalam video tersebut, seorang pria Muslim yang merupakan ayah dari salah satu siswa mengatakan bahwa Paty telah meminta siswa Muslim untuk meninggalkan kelasnya sebelum menayangkan kartun Nabi Muhammad. Pria ini menyebut Paty seorang preman dan mengatakan ingin dia disingkirkan.
Henniche mengatakan kepada AFP bahwa dia telah membagikan video tersebut, yang difilmkan oleh ayah seorang siswa di sekolah Paty, bukan untuk mendukung pengaduan melainkan karena kepedulian terhadap anak-anak Muslim. Ayah siswa tersebut sekarang berada dalam tahanan polisi.
Awal bulan lalu, Presiden Emmanuel Macron dikritik oleh banyak orang karena mengeluarkan pernyataan Islam ‘dalam krisis’ ketika mengumumkan rancangan undang-undang yang akan meningkatkan sekularisme di Prancis yang memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa Barat. Menurut RUU tersebut, setiap gerakan atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang melanggar aturan dan nilai-nilai negara akan ditutup atau menghadapi audit keuangan yang ketat.
Umat Muslim di negara itu, bagaimanapun, khawatir tentang hukum dan pidato Macron akan memicu kejahatan kebencian atau Islamofobia pada mereka. Dalam perkembangan terkait, Grand Syeikh al Azhar Mesir, Syeikh Ahmed el-Tayeb mengecam orang-orang yang mengaitkan kekerasan dengan Islam yang juga merujuk pada pernyataan Macron. Tayeb melalui Twitter menegaskan bahwa tindakan mengaitkan terorisme dengan Islam adalah tanda ketidaktahuan dan dia juga menjelaskan bahwa Islam menentang aktivitas kriminal.
“Saya tegaskan bahwa menghina agama dan menyerang simbol-simbol suci mereka di bawah hak kebebasan berekspresi adalah ajakan terbuka untuk kebencian,” katanya. (NE)