Rasulullah SAW digambarkan sebagai akhlak Alquran yang berjalan di muka bumi. Dialah sebaik-baik manusia yang memerankan Islam. Beliau menunjukkan jalan dan memberikan teladan bagaimana semestinya manusia hidup di dunia.
Sesungguhnya Rasulullah Muhammad ﷺ adalah teladan kita. Dia telah meninggalkan kita dua pedoman, kalau kita berpegang pada keduanya kita tidak akan pernah tersesat selamanya. Yaitu Alquran dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Kita ambil tuntunannya untuk menghilangkan dahaga ruh kita terhadap bimbingan agama. Kita kerjakan petunjuknya dan jauhi larangannya agar kehidupan kita ini menjadi kehidupan yang baik. Terisi dengan akhlak yang lurus dan benar.
Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam bukunya Syarah Tsalasah Usul, memaparkan persoalan penting yang harus diketahui oleh kaum Muslimin:
اْلأُوْلَى اَلْعِلْمُ وَهُوَ مَعْرِفَةُ اللهِ، مَعْرِفَةُ نَبِيِّهِ وَمَعْرِفَةُ دِيْنِهِ اْلإِسْلاَمِ بِاْلأَدِلَّةِ. الثَّانِيَةُ اَلْعَمَلُ بِهِ. الثَّالِثَةُ اَلدَّعْوَةُ إِلَيْهِ.
“Pertama adalah ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Rasul dan agama Islam dengan dalil dalilnya, kedua mengamalkannya, ketiga mendakwakannya.”
Begitu pentingnya untuk mengenal Rasulullah ﷺ, kiranya dari apa yang diketahui tentang Rasulullah bisa membimbing kita untuk ber-ittiba’ (mengikuti jejak) kepadanya dalam mengarungi kehidupan ini.
Dalam Kitab Syamail Nabi Muhammad ﷺ karya Imam Tirmidzi, kita dapat memetik banyak hikmah dengan mengenal akhlak dan pribadi Rasulullah ﷺ lebih dekat. Syamail Nabi Muhammad ﷺ juga menjadi rujukan utama terkait diri Rasulullah ﷺ.
Salah satuanya, memuat ciri-ciri Nabi di awal pembahasannya. Namun, dengan mengetahui dan mengenal Nabi ﷺ lebih dekat lewat ciri-ciri atau bentuk fisiknya, tidak untuk dilukiskan. Salah satu hikmahnya, agar tidak terjadi pengkultusan kepada Nabi ﷺ, serta tidak pula terjadi kedustaan tentang kondisi fisik Beliau ﷺ.
Diriwayatkan oleh Abu Raja’ Qutaibah bin Sa’id, dari Malik bin Anas, dari Rabi’ah bin Abi
`Abdurrahman yang bersumber dari Anas bin Malik Ra, “Rasulullah ﷺ bukanlah orang yang berperawakan terlalu tinggi, namun tidak pula pendek. Kulitnya tidak putih bule juga tidak sawo matang. Rambutnya ikal, tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus kaku. Beliau diangkat Allah (menjkadi rasul) dalam usia empat puluh tahun. Beliau tingal di Mekkah (sebagai Rasul) sepuluh tahun dan di madinah sepuluh tahun. Beliau pulang ke Rahmatullah dalam usia enam puluh tahun. Pada kepala dan janggutnya tidak terdapat sampai dua puluh lembar rambut yang telah berwarna putih.”
Untuk diketahui, Anas bin Malik Ra adalah Abu Nadhr Anas bin Malik al Anshari al Bukhari al Khazraji. Dia tinggal bersama Rasulullah SAW dan membantu Beliau selama sepuluh tahun. Dan ia adalah sahabat yang paling akhir meninggal dunia di Bashrah, yaitu pada tahun 71 H.
Sebagian ciri-ciri fisik Nabi lainnya, sebagai mana hadits di bawah ini:
“Aku tak pernah melihat orang yang berambut panjang terurus rapi, dengan mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah ﷺ. Rambutnya mencapai kedua bahunya.Kedua bahunya bidang. beliau bukanlah seorang yang
berperawakan pendek dan tidak pula terlampau tinggi.” (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’,dari Sufyan, Dari Abi Ishaq, yang bersumber dari al Bara bin `Azib Ra)
“Rasulullah ﷺ tidak berperawakan terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek.
Beliau berperawakan sedang diantara kaumnya. Rambut tidak keriting bergulung
dan tidak pula lurus kaku, melainkan ikal bergelombang. Badannya tidak gemuk,
dagunya tidak lancip dan wajahnya agak bundar. Kulitnya putih kemerahmerahan. Matanya hitam pekat dan bulu matanya lentik. Bahunya bidang. beliau memiliki bulu lebat yang memanjang dari dada sampai ke pusat. Tapak tangan dan kakinya terasa tebal. Bila Beliau berjalan, berjalan dengan tegap seakanakan Beliau turun ke tempat yang rendah. Bila Beliau berpaling maka seluruh badannya ikut berpaling. Diantara kedua bahunya terdapat Khatamun Nubuwah, yaitu tanda kenabian. Beliau memiliki hati yang paling pemurah diantara manusia. Ucapannya merupakan perkataan yang paling benar diantar semua orang. Perangainya amat lembut dan beliau paling ramah dalam pergaulan. Barang siapa melihatnya, pastilah akan menaruh hormat padanya. Dan barang siapa pernah berkumpul dengannya kemudian kenal dengannya tentulah ia akan
mencintainya. Orang yang menceritakan sifatnya, pastilah akan berkata: “Belum
pernah aku melihat sebelum dan sesudahnya orang yang seistimewa Beliau
ﷺ.” (Diriwayatkan oleh Ahmad bin `Ubadah ad Dlabi al Bashri, juga diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr dan Abu Ja’far bin Muhammad bin al Husein, dari `Isa bin Yunus, dari `Umar bin `Abdullah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari salah seorang putera `Ali bin Abi Thalib yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib)
“Telah diperlihatkan kepadaku para Nabi. Adapun Nabi Musa a.s. bagaikan seorang laki laki dari suku Syanu’ah. Kulihat pula Nabi `Isa bin Maryan a.s. ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah `Urwah bin Mas’ud, Kulihat pula Nabi Ibranim a.s. ternyata orang yang mirip kepadanya adalah kawan kalian ini (yaitu Nabi saw sendiri). Kulihat jibril ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah Dihyah.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’ad dari Laits bin Sa’id, dari Abi Zubair yang bersumber dari Jabir bin `Abdullah Ra).
Diketahui, Suku Syanu’ah terdapat di Yaman perawakan mereka sedang. Sementara Urwah bin Mas’ud as Tsaqafi adalah sahabat Rasulullah ﷺ ia memeluk islam pada tahun 9 H. Adapun Dihyah adalah seorang sahabat Rasulullah ﷺ yang mengikuti jihad fi sabilillah setelah perang Badar. Ia pun merupakan salah seorang pengikut Bai’atur Ridlwan yang bersejarah.
Hadits selanjutnya, diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Ibrahim bin Mundzir al Hizami, dari `Abdul `Aziz bin Tsabit az Zuhri, dari Ismail bin Ibrahim, dari Musa bin `Uqbah, dari Kuraib yang bersumber dari Ibnu `Abbas Ra. “Rasulullah mempunyai gigi seri yang renggang. Bila Beliau berbicara terlihat seperti ada cahaya yang memancar keluar antara kedua gigi serinya itu.” (Aza)