Indonesiainside.id, Jakarta – Sejumlah ulama yang kritis terhadap kekuasaan tersingkir dari jajaran kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2020-2025. Mereka adalah Prof DR Din Syamsuddin, KH Zaitun Rasmin, KH Bachtiar Nasir, Ustaz Yusuf Muhammad Martak, dan Ustaz Tengku Zulkarnain.
Ulama dan pendakwah itu sebelumnya dikenal dekat dengan gerakan 212 yang mampu mengumpulkan jutaan umat Islam dalam aksi bela agama di Jakarta. Selain itu, mereka juga dikenal kritis atas kebijakan yang dinilai merugikan umat Islam dan rakyat.
Menanggapi tersingkirnya posisi dari MUI, Ustaz Tengku Zulkarnain mengucapkan selamat atas pengurus MUI yang baru dan mendoakannya.
“Kami mengucapkan selamat kepada pengurus MUI priode tahun 2020-2025 semoga MUI ke depan semakin baik dan jaya.” ujarnya di Twitternya, Jumat(27/11).
Tengku Zulkarnain juga menitip pesan agar MUI tetap konsisten dan kritis memperjuangkan kepentingan umat dan rakyat.
“Tetap kritis terhadap kebijaksanaan Pemerintah yg dinilai kurang pro rakyat dan umat. Selamat bekerja dan semakin sukses. Amin…(Tengku Zulkarnain),” tambahnya mendoakan.
Seperti diketahui, tokoh seperti Prof Din Syamsuddin, terdepak dari kepengurusan baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025. Begitu juga sejumlah tokoh yang berafiliasi dengan aksi 212. Mereka dikenal kritis atas berbagai kebijakan pemerintah.
Din Syamsuddin pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI periode 2015-2020. Kini, Din adalah salah satu pendiri Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang beberapa anggotanya ditangkap karena dituduh terlibat aksi demo penolakan UU Cipta Kerja.
Begitu pula dengan KH Bachtiar Nasir. UBN, sapaan akrabnya, sebelumnya menjadi Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI pada periode 2015-2020.
Pendiri AQL Islamic Centre ini dikenal sebagai salah satu ulama yang memimpin gerakan aksi 212. Waktu itu UBN adalah Ketua dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF MUI), yang kemudian bermetamorfosis menjadi GNPF Ulama.
Di bawah kepemimpinannya bersama ulama lainnya, termasuk KH Zaitun Rasmin dan Habib Rizieq Shihab, muncullah Aksi 411 dan Aksi 212 yang akhirnya menumbangkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Selain itu, Ustaz Yusuf Muhammad Martak yang dikenal publik sebagai Ketua GNPF Ulama, sebagai penerus GNPF MUI yang dipimpin Bachtiar Nasir (UBN). Yusuf Martak turut tersingkir dari posisi Bendara MUI.
GNPF MUI kemudian menjadi GNPF Ulama seiring seperjuangan dengan FPI dan ormas Islam lainnya saat menyuarakan kepentingan umat Islam.
Tokoh-tokoh tersebut dikenal dekat dengan Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab. Karena Habib Rizieq termasuk salah satu tokoh utama penggerak aksi 411 dan 212 juga.(EP)