Indonesiainside.id, Yangon–Pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi muncul ke pengadilan pada hari Senin (1/3). Ini adalah kemunculannya untuk pertama kali, sejak ditahan oleh otoritas militer Myanmar, sebulan lalu, kutip AFP.
Suu Kyi, 75, muncul di pengadilan dalam keadaan sehat, menurut pengacaranya Maung Zaw kepada AFP. Suu Kyi, yang muncul di pengadilan melalui tautan video, tampak dalam “keadaan sehat” dan meminta untuk bertemu dengan tim kuasa hukum, kata pengacaranya.
Suu Kyi ditempatkan sebagai tahanan rumah pada 1 Februari dan tidak terlihat di depan umum sampai sidang hari ini, ketika dia muncul melalui tautan video di pengadilan di ibu kota, Nay Pyi Taw. Suu Kyi awalnya menghadapi dua dakwaan terkait dengan impor walkie talkie ilegal dan dugaan pelanggaran undang-undang bencana alam Myanmar.
Namun, dakwaan lebih lanjut ditambahkan pada hari Senin, yakni yang terkait dengan dugaan pelanggaran aturan pembatasan sosial Covid-19 selama kampanye. Selain itu, ia juga dituduh menyebarkan “ketakutan”.
Dakwaan awal bisa membawa hukuman hingga tiga tahun penjara. Tidak jelas hukuman apa yang mungkin dijatuhkan terkait dakwaan baru, kutip BBC. Sidang kasus ini telah ditunda hingga 15 Maret.
Myanmar Now melaporkan pada hari Senin bahwa presiden yang digulingkan Win Myint – sekutu utama Suu Kyi – juga telah didakwa atas penghasutan di bawah pasal 505b hukum pidana. Popularitas Suu Kyi telah melonjak di Myanmar sejak penangkapannya, tetapi reputasi internasionalnya masih ternoda oleh tuduhan bahwa dia menutup mata terhadap pembersihan etnis minoritas Muslim Rohingya.
Munculnya Suu Kyi terjadi saat pengunjuk rasa berdemonstrasi di jalan-jalan menentang kekuasaan Junta, pada hari Ahad. Setidaknya 18 orang tewas pada hari Ahad dengan polisi dan tentara menggunakan peluru tajam untuk membubarkan pengunjuk rasa di beberapa kota di Myanmar, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut organisasi HAM PBB, menjadikan aksi protes hari Ahad (28/02) sebagai yang paling banyak memakan korban sejak kudeta militer pada 1 Februari. (NE)