Indonesiainside.id, Jakarta – Mantan Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean membela Presiden Jokowi soal investasi minuman keras. Dia menyebut pihak-pihak yang menolak adanya kebijakan investasi miras yang tertuang dalam Perpres Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal mabuk agama.
Ferdinand Hutahaean menyatakan di Twitternya bahwa di kampungnya dulu, orang-orang selalu meminum tuak sebagai sebuah tradisi untuk menghangatkan badan.
“Dari dulu di kampungku, orang selalu minum tuak, minuman tradisional beralkohol. Sebuah tradisi atau kebiasaan untuk menghangatkan badan dan melepas lelah, bercengkerama setelah seharian di sawah atau di ladang,” postingnya di Twitter @FerdinandHaean3.
Karenanya, Ferdinand tidak sepaham jika kebijakan investasi industri miras disebut berpotensi merusak moral bangsa.
“Faktanya, moral orang-orang dari kampungku tetap baik, tidak rusak,” ujar Ferdinand Hutahaean.
Dia menyatakan bahwa ada beberapa negara yang memproduksi miras secara legal dan terkenal.
“Warganya tetap bermoral, tidak mabuk-mabukan. Negaranya maju, tidak hancur seperti negara yang hancur akibat perang soal agama. Sementara kita, tiap hari alkohol di mana-mana, prostitusi di mana-mana, tapi munafiknya luar biasa!,” kata Ferdinand Hutahaean.
Dia lantas menambahkan bahwa kaum munafik akan terus membela diri soal mabuk agama dengan mabuk miras.
“Kaum munafik itu akan terus membela diri soal mabuk agama dgn mabuk miras. Sy paham dan bisa mengerti, karena mmg begitulah org munafik. Padahal kayaknya nih, Neraka akan lbh banyak dihuni kaum munafik yg mabuk agama drpd org yg mabuk miras. Wajah dengan air mata bahagia. Sy suka Wine, tp tak pernah mabok,” katanya di Twitternya, Selasa(2/3).
Postingan Ferdinand soal mabuk agama ini kemudian mendapatkan sorotan dari netizen. Salah satunya tokoh papua Christ Wamea menulis bahwa hanya komunis yang menuduh orang mabuk agama.
“Komunis yg biasa suka menuduh orang mabuk agama,” postingnya di akunnya.
Sementara mantan staf khusus Menteri BUMN M Said Didu menuliskan, “Dan yg lebih merusak adalah orang yg memberi gelar mabuk agama bagi orang yg ingin menjalankan ajaran agamanya secara baik dan benar – termasuk mengharamkan miras,” postingnya. (EP)