Indonesiainside.id
No Result
View All Result
Senin, 8 Agustus 2022
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
Home Headline

Mush’ab bin Umair (2): Dai Pertama yang Mengajak Orang Madinah Masuk Islam

Azhar Azis
Selasa, 16/03/2021 16:23
Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi.

Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Mush’ab bin Umair disebutkan dalam buku-buku sejarah sebagai duta Islam yang pertama. Maksudnya adalah beliau dipilih oleh Rasulullah SAW melakukan misi dakwah ke Madinah untuk mengajarkan seluk beluk Islam.

Karena itulah, Mush’ab bin Umair, menjadi salah seorang sahabat yang menjadi sumber peyebaran Islam, sebagaimana diketahui bahwa penyebaran Islam pertama kali terjadi di Madinah. Mush’ab dikirim ke Madinah sebelum Nabi Hijrah ke kota yang dikenal sebagai Kota Nabawi.

Di Kota Nabi tersebut, ada tiga misi Mush’ab bin Umair. Pertama, dia mengajarkan Islam kepada kaum Anshar yang telah masuk Islam dan berbaiat kepada Rasulullah di Bukit ‘Aqabah. Kedua, Mush’ab juga mengajak orang-orang lain untuk menganut Islam. Ketiga, di sana Mush’ab juga mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut Hijratul Rasul sebagai peristiwa besar dalam Islam.

Kala itu, Mush’ab masih tergolong muda di antara sahabat Rasul lainnya. Masih banyak yang lebih tua dari Mush’ab, namun menjatuhkan pilihan kepada Mush’ab. Sang pemuda Mush’ab memikul beban cukup berat karena di tangannyalah tanggung jawab perkembangan Islam di Madinah. Sebuah kota yang memang dipersiapkan menjadi kota ummat Islam setelah hijrah dari Makkah.

Baca Juga:

Mengalkulasi Amal Pahala

Tolok Ukur Keviralan dalam Islam

Mush’ab memikul amanat dengan bekal karunia Allah kepadanya berupa pikiran yang cerdas dan budi luhur. Dengan sifat zuhud, kejujuran, dan kesungguhan hati, berhasil menaklukkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam.

Setibanya di Madinah, Mush’ab menemui 12 orang Islam yang telah berbaiat di bukit Aqabah. Namun, hanya beberapa bulan kemudian, terjadi peningkatan yang orang-orang Madinah yang masuk Islam. Islam kemudian berkembang di Madinah dan lahirlah komunitas Islam yang pertama di zaman Nabi SAW, sebelum Hijratul Rasul dari Makkah ke Madinah.

Di Madinah, Mush’ab tinggal bersama saudara Anshar bernama As’ad bin Zararah. Bersama As’ad, Mush’ab mendatangi kabilah-kabilah, rumah-rumah dan tempat pertemuan, untuk membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan menyampaikan kalimatullah, bahwa “Allah Tuhan Maha Esa” secara hati-hati.

Meksi begitu, bukan berarti dakwah Mush’ab bukan tanpa bahaya dan ancaman. Pernah suatu waktu, dalam semua syiar Islam bersama orang-orang Madinah, datanglah seorang pemimpin kabilah yang disegani bernama Usaid bin Hudlair. Usaid menodong Mush’ab dengan menyentakkan lembingnya. Bukan main marah dan murkanya Usaid menyaksikan Mush’ab yang dianggap akan mengacau dan menyelewenagkan anak buahnya dari agama mereka.

“Apa maksud kalian datang ke kampung kami ini, apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini jika tak ingin nyawa kalian melayang,” bentak Usaid.

Mendengar itu, Mush’ab tetap bersikap tenang dan air muka yang tak berubah. Seperti tenangnya samudera yang dalam. Laksana terang dan damainya cahaya fajar. Terpencar ketulusan hati dan bergeraklah lidah Mush’ab dengan kata-kata yang lembut lagi menyejukkan. “Kenapa Anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Senadainya jika Anda menyukainya nanti maka terimalah. Jika tidak, maka kami akan menghentikan apa yang Anda tidak suka itu,” jawab Mush’ab berdiplomasi.

Maka duduklah Usaid seraya menjatuhkan lembingnya. Dia mendengar pengajian Mush’ab. Mengalirlah ayat-ayat al-Qur’an dan kata-kata hikmah dari bibir Mush’ab. Semua yang dia ucapkan seolah menyinari dada Usaid sehingga terpancar seperti cahaya dari mukanya. Usaid juga menyadari kondisinya itu yang berubah menjadi tenang.

“Alangkah indah dan benarnya ucapan itu. Apakah yang harus dilakukan oleh orang yang akan masuk dalam agama ini?” tanya Usaid berseri-seri. Bergemuruhlah suara tahlil menyambut insafnya kepala suku Abdul Asyhal di Madinah ini.

Kemudian Mush’ab menyarankan kepadanya untuk mandi atau bersuci terlebih dahulu, lalu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Usaid lalu berdiri, mandi dan bersaksi dengan menyatakan pengakuannya, bahwa “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah.”

Setelah memeluk Islam, Usaid menyampaikan bahwa masih ada satu kepala suku yang sangat disegani di Madinah. Jika ia masuk Islam, maka ia menjamin seluruh penduduk Madinah juga masuk Islam. Tokoh yang dia maksud itu adalah Sa’ad bin Mu’adz. Dan Usaid sendiri yang akan menghubungi Sa’ad bin Mu’adz agar mendatangi Mush’ab.

Sepulangnya, Usaid sesegera mungkin menyampaikan kabar itu kepada Sa’ad bin Mu’adz. Namun, dia memintanya datang untuk memberi pertolongan kepada sepupunya, As’ad bin Zararah, karena mau diserang. As’ad masih kerabat Sa’ad yang menemani Mush’ab, dan memberikan fasilitas selama berada di Madinah.

Sesegera mungkin, Sa’ad datang namun tak melihat ada gerakan orang yang akan menyerang. Ternyata itu hanya siasat Usaid agar Sa’ad segera menemui Mush’ab. Setibanya, dia juga membentak Mush’ab atas ajaran yang dia sebarkan di Madinah. Namun, Mush’ab meminta Sa’ad duduk dulu mendengar apa yang ia sampaikan, sebagaimana Mush’ab memperlakukan Usaid yang datang sebelumnya.

Setelah duduk dan mendengar lantunan ayat-ayat al-Qur’an, Sa’ad juga mendapatkan hidayat dan masuk Islam. Dengan begitu, urusan dakwah di Madinah sudah selesai. Dua kepala suku sudah masuk Islam, dan keduanya pula yang mengajak kaumnya agar masuk Islam. Langkah Sa’ad tersebut diikuti pula olah Sa’ad bin Ubadah.

Dengan keislaman Usaid bin Hudlair, Sa’ad bin MU’adz, dan Sa’ad bin Ubadah, maka masyarakat Madinah lainnya juga berbondong-bondong masuk Islam. Demikian misi duta Rasulullah, Mush’ab bin Umair, yang diutus menyiarkan Islam di Madinah.

Atas kegemilangan tersebut, Rasulullah SAW bersama kaum Muslimin berhijrah dari Makkah ke Madinah (Muhajirin). Di sanalah kemudian Rasulullah berdiam dan mengembangkan agama Islam hingga akhirnya Islam mencapai kegemilangan dan menguasai jazirah Arab. (Aza/bersambung)

Tags: dai pertamaduta IslamislamMush'ab bin Umairorang Madinah
Berita Sebelumnya

Prokes Akan Terus Diterapkan Pada Transportasi Daring

Berita Selanjutnya

Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2021, Bank Indonesia Sultra Siapkan Rp1,67 Triliun

Rekomendasi Berita

Perempuan Haidh, Bisakah Mendapat Lailatul Qadar?
Headline

9 Buah Cinta kepada Allah: Ridha pada Ketetapan-Nya (1)

07/08/2022
Kembangkan Sekolah Sepak Bola, Bupati Zaki Bangun 28 Stadion Mini
Headline

Kembangkan Sekolah Sepak Bola, Bupati Zaki Bangun 28 Stadion Mini

07/08/2022
Sekda, Dirjen Bina Marga dan Warga Bersepeda Santai di Jalan Tol Serpong
Headline

Sekda, Dirjen Bina Marga dan Warga Bersepeda Santai di Jalan Tol Serpong

07/08/2022
India Kembali Buka Masjid
Headline

3 Pilar Ibadah: Cinta, Pengharapan, dan Takut

07/08/2022
Waktu Subuh, Junub dan tetap Puasa
Headline

Fikih Niat Menurut KH. Lanre Said

07/08/2022
Komandan Pasukan Elit Iran: Israel Akan Bayar Mahal Kejahatannya
Headline

Komandan Pasukan Elit Iran: Israel Akan Bayar Mahal Kejahatannya

06/08/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Fikih Niat Menurut KH. Lanre Said

07/08/2022 13:16

Kembangkan Sekolah Sepak Bola, Bupati Zaki Bangun 28 Stadion Mini

07/08/2022 17:03

Risalah

Perempuan Haidh, Bisakah Mendapat Lailatul Qadar?
Headline

9 Buah Cinta kepada Allah: Ridha pada Ketetapan-Nya (1)

07/08/2022
India Kembali Buka Masjid
Headline

3 Pilar Ibadah: Cinta, Pengharapan, dan Takut

07/08/2022
muharram
Headline

Puasa Tasu’a dan ‘Asyura pada Ahad dan Senin

06/08/2022
3 Tingkat Dibolehkan dalam Membaca Qur’an, 2 Kesalahan Bacaan yang Dilarang
Headline

Homoseks: Perbuatan Keji dan Dosa Besar

13/07/2022

Berita Terkini

Perempuan Haidh, Bisakah Mendapat Lailatul Qadar?

9 Buah Cinta kepada Allah: Ridha pada Ketetapan-Nya (1)

07/08/2022 21:44
Kembangkan Sekolah Sepak Bola, Bupati Zaki Bangun 28 Stadion Mini

Kembangkan Sekolah Sepak Bola, Bupati Zaki Bangun 28 Stadion Mini

07/08/2022 17:03
Sekda, Dirjen Bina Marga dan Warga Bersepeda Santai di Jalan Tol Serpong

Sekda, Dirjen Bina Marga dan Warga Bersepeda Santai di Jalan Tol Serpong

07/08/2022 15:03
India Kembali Buka Masjid

3 Pilar Ibadah: Cinta, Pengharapan, dan Takut

07/08/2022 14:54
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved