Indonesiainside.id, Leed–Sebuah karikatur Nabi Muhammad kembali digunakan sebagai proses pengajaran di sebuah sekolah di Inggris sehingga menyulut amarah umat Islam lokal maupun mantan siswa. Protes berujung pada aksi unjuk rasa di depan Batley Grammar School yang menyebabkan jalan utama di depan sekolah ditutup.
Sebuah sekolah di West Yorkshire, Inggris, digeruduk oleh komunitas Muslim setelah seorang guru di sekolah tersebut mempertontonkan kartun Nabi Muhammad yang tidak pantas. Kartun yang dipertontonkan itu diambil dari surat kabar satire Prancis, Charlie Hebdo.
Aktivis Islam Dr Abdul Shaikh menyerukan agar guru yang terlibat dipecat karena tindakannya yang dinilai tidak menghormati agama dan siswa Muslim. Ia mendukung diadakan penyelidikan terkait masalah ini.
“Pada saat yang sama mereka perlu menemukan jalan keluar yang adil dan memuaskan bagi siswa Muslim, orang tua mereka, dan komunitas Muslim secara keseluruhan di Batley,” kata Abdul Shaikh. “Situasi ini tidak bisa dibiarkan terjadi lagi untuk kemakmuran masyarakat di kabupaten ini,” ujarnya seperti dilansir media setempat.
Kepala Sekolah Gary Kible meminta maaf dan menyatakan bahwa guru tersebut telah ditangguhkan menunggu penyelidikan lebih lanjut. Ia meminta maaf karena menggunakan kartun untuk pengajaran agama pekan ini.
“Setelah penyelidikan, jelas bahwa sumber yang digunakan dalam pelajaran benar-benar tidak tepat dan memiliki kapasitas untuk menyebabkan pelanggaran besar bagi anggota komunitas sekolah kami yang ingin kami sampaikan permintaan maaf yang tulus,” kata Kibble dalam email dikirim ke para orangtua, yang menjanjikan penyelidikan lebih lanjut. “Penting bagi anak-anak untuk belajar tentang kepercayaan dan keyakinan, tetapi ini harus dilakukan dengan cara yang sensitive,” katanya dikutip BBC.
Seorang imam di Masjid Makkah di Leeds, Qari Asim mengatakan, hal ini tidak boleh terjadi karena sudah terjadi beberapa kali sebelumnya. Protes tidak akan menyelesaikan masalah, tapi dialog yang konstruktif, penyelidikan yang adil oleh sekolah dan diskusi dengan orang tua harus dilakukan.
“Saya turut bersimpati dengan para orang tua dan murid, sayangnya ini bukan pertama kalinya kita melihat gambar-gambar nabi Nuhammad yang menyinggung,” kata Qari. “Kami tidak ingin mengobarkan sifat Islamofobia dan kebencian atau perpecahan,” tambahnya.
Menurut Qari, masyarakat berhak menyatakan keprihatinan dan sakit hati mereka. “Akan tetapi protes tidak selalu dapat mencapai apa yang diharapkan melalui dialog yang membangun. Harus ada pemeriksaan yang adil oleh sekolah setelah berkonsultasi dengan para orangtua (murid),” katanya dikutip Mirror. (NE)