Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Andi Arief menanggapi pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) TNI Moeldoko mau menerima tawaran sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam forum Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Moeldoko dinilai sedang pasang kuda-kuda untuk langkah ke depan.
“Pak Moeldoko sudah pasang kuda2 mau cuci tangan,” kata Andi Arief dalam cuitan di akun twitter pribadinya, Ahad (28/3).
Andi Arief menjelaskan maksud cuci tangan itu. Menurutnya, pernyataan Moeldoko ada kaitannya dengan pendaftaran kepengurusan hasil KLB kubu Moeldoko ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
“Nanti kalau gagal daftar di Depkumham dia akan menjawab saya cuma diundang, kata panitia penyelenggara AD/ART sudah sesuai,” lanjutnya dalam postingan.
Mantan aktivis mahasiswa ini menilai pernyataan Moeldoko itu sebagai persiapan apabila Kemenkumham benar-benar menolak pendaftarannya sehingga mencari posisi aman.
“Itulah inti video Moeldoko menjawab kudeta yang beredar. Bukan sikap ksatria. Mau mencuri tertangkap basah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Moeldoko dalam postingannya di Instagram mengungkap alasan yang membuat dirinya menerima tawaran memimpin Partai Demokrat lewat forum KLB di Sibolangit, Deli Serdang, Medan beberapa waktu lalu.
Moeldoko mengaku melihat ada kekisruhan yang sudah terjadi di Demokrat. Dirinya juga melihat adanya pergeseran demokrasi dalam partai berlogo mercy tersebut.
“Ada situasi khusus dalam perpolitikan nasional yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024,” kata Moeldoko dalam akun instagramnya @dr_moeldoko, Minggu (28/3).
Hal ini menurutnya menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas pada 2045. (EP)