Indonesiainside.id, Athen– Lebih dari 5.000 peserta protes anti-vaksin, termasuk beberapa yang mengibarkan bendera Yunani, berkumpul di Athena untuk menentang program vaksinasi Covid-19. Para pengunjuk rasa, yang meneriakkan slogan-slogan: ‘ambil vaksin Anda dan tolong keluar dari sini!’, Juga meminta Perdana Menteri, Kyriakos Mitsotakis, untuk mengundurkan diri.
Massa juga berkumpul di luar gedung Parlemen di Athena yang dijaga ketat oleh pasukan polisi. Demonstrasi tersebut merupakan protes terbesar yang pernah diselenggarakan terhadap program vaksinasi negara itu.
Menteri Kesehatan Yunani Vassilis Kikilias kemarin mengumumkan vaksinasi wajib untuk pekerja panti jompo dan orang-orang dengan kebutuhan khusus. Pegawai lembaga kesejahteraan wajib menerima setidaknya dosis pertama vaksin Covid-19 sebelum 16 Agustus atau dapat ditangguhkan tanpa bayaran.
“Staf lembaga medis publik dan swasta harus mendapatkan dosis pertama vaksin pada 1 September,” katanya. “Pemerintah akan memberlakukan undang-undang untuk mengganti semua staf jika mereka gagal mendapatkan vaksinasi sebelum tanggal yang ditentukan,” katanya.
Sekitar 41% orang Yunani sudah divaksinasi lengkap. Pada hari Senin, pemerintah memerintahkan vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan dan staf panti jompo menyusul peningkatan tajam dalam infeksi Covid-19 baru di tengah musim pariwisata yang vital.
“Setiap orang memiliki hak untuk memilih. Kami memilih bahwa pemerintah tidak memilih untuk kami,” kata Faidon Vovolis, seorang ahli jantung dikutip Reutes. Ia mempertanyakan penelitian ilmiah seputar masker dan vaksin dan mengepalai gerakan “Bebas Lagi”. Vovolis mengatakan dia memulai kelompok itu sebagai tanggapan terhadap “langkah-langkah keras” pemerintah untuk menahan virus.
Protes cukup umum di Yunani dan ada beberapa dalam beberapa bulan terakhir tentang isu-isu mulai dari undang-undang perburuhan baru hingga kampanye militer Israel terbaru di Gaza. Sebuah negara berpenduduk 11 juta, lebih dari 444.700 orang telah terinfeksi sejak pandemi dimulai dan 12.782 telah meninggal. Pihak berwenang mencatat hampir 3.000 infeksi baru pada hari Rabu. (NE)