Indonesiainside.id, Jakarta – Duel atlet lompat tinggi Olimpiade Mutaz Essa Barshim dari Qatar melawan Gianmarco Tamberi dari Italia berakhir derai air mata. Keduanya berbagi emas karena satu sama lain tak rela saling mengalahkan. Keduanya juga memiliki skor sama, namun salah satunya cedera setelah dilakukan lomba ulang.
Putaran demi ronde, kedua atlet bintang itu tidak bisa mengalahkan satu sama lain. Kondisi ini mendorong seorang ofisial untuk memberi tahu mereka bahwa langkah selanjutnya adalah “lompatan”, untuk melihat siapa yang bisa bertahan lebih lama dari yang lain.
Namun, segalanya berubah. Simbol sportivitas dan persahabatan menjadi simbol Olimpiade. “Bisakah kita memiliki dua emas?” Barshim, juara dunia bertahan dalam acara tersebut, bertanya kepada pejabat tersebut.
“Itu mungkin, ya,” jawab pejabat itu – dan hanya itu yang perlu didengar para atlet, dilansir www.npr.org, Selasa (3/8).
Barshim, 30, dan Tamberi, 29, bertepuk tangan dan berpelukan. Keduanya merayakan finis ganda di atas podium. Bahkan sebelum berunding dengan ofisial, pasangan itu berpelukan erat, saling memberi selamat atas penampilan terbaik mereka di Olimpiade Tokyo. Keduanya berbagi medali emas.
Saat lomba], keduanya memperoleh nilai sempurna melalui lompatan pertama mereka. Keduanya mencapai 2,37 meter (sekitar 7,8 kaki) pada lomba pertama mereka. Tetapi ketika mistar dinaikkan menjadi 2,39 meter — rekor Olimpiade — mereka gagal pada ketiga upaya tersebut.
Kejuaraan Olimpiade bersama yang langka menjadi berita utama dan membuat gebrakan online. Memperhatikan minat yang luar biasa, Barshim mengatakan melalui Twitter Senin bahwa foto dirinya dan Tamberi adalah yang paling populer di dunia selama satu hari terakhir. (Aza)